Maggot BSF dan Timbunan Sampah Pasar


Maggot atau larva BSF menjadi salah satu pasukan pengurai sampah. Jenis sampah organik menjadi makanan harian bagi para maggot BSF. Menurut beberapa literasi, maggot atau larva BSF mampu makan dengan jumlah 3 kali lipat dari berat tubuhnya atau bahkan bisa saja lebih.

Dikenal sebagai hewan yang rakus, maggot BSF memang bertugas untuk terus makan hingga nantinya berhenti pada fase pupa dan terbang menjadi lalat. Kemudian, saat menjadi lalat BSF hanya akan minum, kawin, bertelur dan mati.

Memang sesingkat itu umur lalat BSF. Oleh karena itu, pada fase menjadi maggot akan
dipergunakan untuk makan dan makan sepuasnya.

Menemukan Lalat BSF di Alam

Lalat BSF bisa kita temukan di alam dengan mencarinya di sekitar dedaunan. Mereka biasanya menggunakan dedaunan untuk bertengger mendapatkan sinar matahari, kawin ataupun untuk memantau lokasi yang tepat untuk bertelur.

Yang membedakan lalat BSF dan lalat hijau salah satunya dari cara mereka meletakan telur. Jika lalat hijau cenderung bertelur langsung pada medianya, lalat BSF lebih memilih untuk bertelur di
sekitar media dan cenderung mencari area sela-sela.

Untuk menemukan larva atau maggot BSF di alam, kita bisa temukan mereka dibeberapa area yang berbeda, diantaranya; sampah buah-buahan, sampah nasi, sampah sayuran hingga sampah bangkai. Pada kenyataanya maggot BSF memang tertarik pada beberapa media yang berbeda dan mampu mengurai itu semua.

Namun, dari penjabaran dari bermacam media yang disenang oleh lalat BSF, mereka mendatangi media-media tadi bukan untuk makan. Mereka hanya datang untuk bertelur dan mempersiapkan media tadi untuk makanan maggot yang sudah menetas.

Kemudian, untuk mengenali perbedaan bentuk fisik dari maggot BSF dan lalat hijau, kita bisa lihat dari fisik maggot BSF lebih terlihat pipih, tidak bulat seperti maggot dari lalat hijau. Selain itu, karakter maggot BSF cenderung selalu menghindar dari cahaya dan segera akan bersembunyi ketika merasa terganggu.

Semakin dikenal oleh masyarakat awam, keberadaan lalat BSF juga semakin mudah ditemukan. Kandang berjaring seperti layaknya kelambu banyak didirikan sebagai sarana beternak lalat BSF. Dari yang berukuran kecil haya berukuran 1meter dengan tinggi 2meter hingga ukuran kandang kelambu yang jauh lebih besar juga ada.

Sampah buah-buahan, sampah nasi, sampah sayuran hingga sampah bangkai menjadi jenis makanan maggot yang tentunya bisa didapatkan dengan gratis dengan jumlah yang melimpah pula. Intinya, Maggot BSF dan Timbunan Sampah Pasar menjadi berhubungan erat dan saling menguntungkan.

Hal yang terlihat aneh ketika limbah pakan masih melimpah dan berserakan di area pasar, namun peternak maggot BSF justru memilih memberi pakan maggot dengan jenis pakan yang berbayar. Meski mengambil limbah organik di pasar tidak sepenuhnya gratis, pati ada biaya yang tetap harus dibayarkan. Sebagai contoh, kita tetap butuh biaya untuk membeli bensin untuk kendaraan angkut, bayar sewa kendaraan jika diperlukan serta mengalokasikan waktu dan tenaga untuk mengumpulkan sampah organik tersebut.

Mendapati rupa lingkungan pasar yang bersih dengan area pasar yang tidak beraroma busuk pasti akan kita bersama rasakan. Hal serupa tidak akan tercapai ketika kita (peternak maggot)hanya mengandalkan pada jenis pakan berbayar. Selain harga yang akan cenderung tinggi, harga jual maggot juga bisa dipastikan akan ikut tinggi.

Banyak peternak, kuantiti maggot banyak dan harga yang murah menjadi hal yang wajar terjadi dalam prinsip ekonomi. Namun, jika pakan yang diberikan merupakan limbah organik yang bisa didapat dengan Cuma-Cuma atau bahkan hasil sumbangan sukarela, maka margin keuntungan kala menjual maggot pasti akan tetap menggoda.

Maggot BSF dan Timbunan Sampah Pasar Maggot BSF dan Timbunan Sampah Pasar Reviewed by Tanam Ternak Rumahan on June 06, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.