Pelihara kelinci nggak perlu beli pakan ataupun pelet. Tinggal cari rumput dan kasihkan, pakan kelinci gratis. Hal itu yang seringkali penghobi binatang lain sematkan pada penghobi ataupun peternak kelinci. Meski tidak sepenuhnya benar karena pelet kelinci juga ada banyak yang jual, Namun, jika dilihat secara dihabitat alaminya, ada benarnya juga karena biatang yang bukan bagian dari ruminansia ini memang di alam liar mengkonsumsi hijauan sebagai makanan utamanya.
Beternak kelinci sebagai pedaging tentu saja harapan banyak peternak kelinci. Selain karena perputaran uangnya terbilang lumayan, binatang ini juga cepat berkembang biak. Terutama, nilai gizi dari dagingnya juga ternyata cukup tinggi dan rendah lemak. Bayangkan saja jika tiap tiga bulan satu indukan bisa beranak 12 ekor maka 30 indukan akan menghasilkan 360 ekor. Jika harga per kg Rp25.000 maka bisa dihitung sendiri omzet beternak kelinci dalam satu musim yaitu per tiga bulan.
Satu ekor kelinci berumur 3 bulan memiliki bobot yang variatif. Namun, ketika bibit yang kita miliki cenderung berpostur besar, maka bobot satu kilo lebih pasti bakal tercapai pada umur satu bulan. Apalagi ketika beban biaya pakan bisa dikontrol secara mandiri dan tidak bergantung pada harga pakan pabrikan, maka margin keuntungan dari beternak kelinci sangat bisa kita rasakan.
Kelinci dan hijauan sebagai pakan utamanya harus selalu disadari oleh peternak. Dari berbagai macam jenis kandungan gizi yang dibutuhkan oleh kelinci pedaging, seperti misalnya; protein hewani, protein nabati, mineral dan karbohidrat adalah yang pokok dibutuhkan agar pertumbuhan kelinci menjadi optimal. Bahan substitusi pasti bisa ditemukan, dengan harga yang tentunya harus jauh lebih murah dibandingkan dengan jenis pakan pabrikan yang harganya cenderung akan berdampak langsung pada harga daging kelinci.
Harga kelinci yang tinggi dengan demand atau permintaan yang rendah pasti saling berkaitan karena nyatanya daging kelinci belum menjadi jenis daging yang familiar dengan kehidupan banyak orang. Jumlah pasokan dan banyaknya permintaan dagingnya saja seringkali tidak sesuai. Hal itu mengakibatkan exposure tentang kandungan baik dari daging kelinci selalu terhambat untuk semakin dikenal oleh lebih banyak orang.
Pakan Murah, Daging Kelinci Murah dan Semoga Melimpah
Umumnya, petenak kelinci memilih untuk memberi pakan ternakan kelinci mereka dengan rumput. Meski ada pula yang memilih pakan pelet, namun jika dibandingkan dengan ngarit rumput, maka biaya pakan tetap akan lebih murah. Mereka sengaja mencari rumput atau ngarit hingga ke area yang lebih jauh dari rumahnya ketika di area dekat tempat tinggalnya sudah kehabisan.
Musim hujan menjadi yang paling menyenangkan karena stock pakan rumput di alam pasti melimpah dan tak perlu bepergian terlalu jauh hanya untuk mendapatkan rumput yang masih segar. Namun, hal berbeda terjadi ketika tiba di musim kemarau. Jumlah rumput di alam mulai berkurang. Rumput-rumput yang semula tumbuh subur mulai berwarna kecoklatan karena kekurangan air.
Sebenarnya rumput odot masih memungkinkan untuk didapatkan, namun apakah jumlahnya akan terus bertahan seiring stock air hujan yang tak lagi datang?
Memanfaatkan kolam bekas budidaya ikan ataupun memanfaatkan lahan untuk dijadikan kolam terpal bisa dilakukan untuk menanam tanaman azolla. Tanaman azolla ini bisa menjadi pakan substitusi dari rumput yang biasanya dicari sebagai pakan utama dalam beternak kelinci.
Memiliki kandungan protein yang tinggi, azolla menjadi ransum pakan kelinci yang sangat layak untuk dipilih. Kemudian, dari segi perawatan pun, tanaman azolla yang merupakan jenis tanaman paku air ini mudah tumbuh dan mampu tumbuh dengan cepat. Namun, pertumbuhan yang cepat harus disesuaikan dengan kondisi nutrisi di dalam airnya.
Baca juga: Cara Singkat Merawat Azolla
Untuk cara pemberian azolla sebagai pakan kelinci, pasti kita akan mengalami kesulitan di awal. Terutama pada tahap memperkenlkan pakan baru untuk kelinci. Namun dengan mencampurkan pakan lama dengan sedikit azolla dengan pertambahan kuantiti secara bertahap, maka nantinya kelinci juga akan menerima perubahan tersebut.
Diberikan secara langsung ataupun melalui tahap fermentasi, hal itu sebenarnya merupakan pilihan. Namun, penulis sendiri lebih memilih untuk memberikan azolla ke kelinci dengan cara dicampurkan dengan dedak yang sudah melalui tahap fermentasi. Jadi, azolla yang sudah ditiriskan airnya kemudian diaduk dengan dedak fermentasi secukupnya untuk kemudian diberikan sebagai pakan kelinci.
Pemberian pakan azolla berupa fermentasi sesungguhnya sangat baik, karena hal itu akan membunuh hama, kutu atau binatang lain yang masih menempel pada azolla. Selain itu, untuk menghindarkan bibit cacing atau telur cacing ikut termakan dan tinggal dalam usus kelinci, maka proses fermentasi bisa menjadi salah satu tindakan pencegahan.
Fermentasi Azolla Sebagai Pakan Kelinci
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
June 05, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment