Maggot BSF dikenal sebagai mahluk pengurai sampah organik yang sangat ulung. Makan begitu rakus, hal itu dilakukannya sekitar 39 hari dari mulai menetas hingga sampai pada fase prepupa. Oleh karena itu, pada awal kemunculan dari lalat BSF, maggot dari lalat ini sengaja diternak untuk kemudian menjadi mesin pengurai sampah organik yang dihasilkan setiap hari dengan jumlahnya yang selalu banyak.
Beternak maggot sekarang ini semakin banyak digandrungi oleh siapapun. Terlepas dari konsep awal ataukah tidak ketika diterapkan, namun ada kalanya beberapa peternak merasa kebingungan untuk memberi pakan harian bagi maggot-maggot yang semakin tumbuh besar dengan kebutuhan jumlah pakan yang semakin meningkat.
Maggot BSF, Sampah Organik dan Kendaraan Angkut menjadi tiga faktor integral dalam beternak maggot.
Mereka saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Maggot akan selalu siap mengurai sampah. Sedangkan sampah organik, limbah sisa dari aktifitas manusia, limbah sayur, limbah buah-buahan, limbah restauran dan berbagai tempat lain yang ada bakal menjadi pakan istimewa bagi maggot. Kemudian, kendaraan angkut merupakan media untuk memindahkan pakan limbah organik tersebut mendekat ke kandang ternak BSF.
Jadi, sebenarnya biaya aktif untuk pembelian pakan maggot BSF terdapat pada sewa truk, bahan bakar dan tenaga. Setidaknya Rp200.000 akan keluar atau diperlukan untuk biaya sewa truk. Kemudian, pembelian drum plastik untuk tampungan limbah organik juga membutuhkan biaya. Biaya-biaya tersebut mungkin bisa menjadi lebih ringan ketika melakukan kerjasama dengan dinas kebersihan kota yang secara nyata bergelut dengan kondisi kebersihan disudut-sudut kota.
Tentang jenis pakan untuk maggot BSF, perlakuan atau proses fermentasi sebenarnya bisa dilakukan ataupun dihilangkan. Namun, secara umum terdapat alasan atas penggunaan pakan fermentasi ataukah tidak difermentasi.
Pakan Tidak Difermentasi untuk Maggot BSF
Berupa limbah buah-buahan dan sayuran yang tidak mengandung pestisida berbahaya serta limbah restauran juga. Jika memang pakan yang tersedia bisa diberikan sekali habis atau bisa habis dalam waktu dekat, maka proses fermentasi dan penyimpanan tidak perlu dilakukan.
Pestidida atau jenis insektisida atau racun hama lainnya berkesempatan untuk ikut membunuh koloni maggot BSF yang kita ternak. Oleh karena itu, tindakan pencegahan sebaiknya diambil dari pada nantinya mendapati koloni maggot BSF tiba-tiba mati semuanya.
Pakan Fermentasi untuk Maggot BSF
Berupa limbah buah buahan dan sayuran ataupun limbah restauran yang jumlahnya banyak. Maka, proses fermentasi harus dilakukan untuk menghindarkan bau yang tidak sedap menjadi bagian dari area kandang. Selain itu, perlakuan fermentasi terhadap jumlah limbah organik yang jumlahnya banyak bisa menjadi solusi untuk saling berbagi pakan antar satu peternak dengan peternak maggot BSF lain. Hal itu sekaligus menjalankan konsep awal dari beternak maggot BSF sebagai upaya pembersihkan lingkungan dari limbah organik yang selalu ada dan dihasilkan oleh manusia setiap harinya.
Proses Fermentasi Pakan Maggot BSF
Menggunakan bakteri atau mikroba yang secara umum memanfaatkan gula sebagai makanan dan sumber tenaga mereka. Beberapa diantaranya adalah mikroba yang berasal dari bahan alami atau yang terdapat pada tape ketan, tape singkong, tempe, yogurt atau susu, air leri atau air cucian beras, kimci, tauco dll.
Tak perlu harus menggunakan EM4 atau produk yang mengandung mikroba lainnya, jika kita memiliki salah satu bahan yang tersebut di atas maka bisa dipergunkan untuk melakukan fermentasi. Penambahan gula sangat diperlukan, agar tenaga mikroba selalu tersedia sehingga proses fermentasi bisa berjalan dengan optimal.
Pakan Maggot BSF Perlu Difermentasi atau Tidak
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
June 04, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment