Mencangkok dengan Cocopeat



Banyak dari kita tahu bahwa mencangkok menggunakan media lumut itu bagus. Namun dari mana mendapatkan lumut? Oleh karena itu, sebagai substitusi atau media pengganti, cocopeat sangatlah dianjurkan. Terutama ketika kita berencana untuk mencangkok tanaman dalam jumlah banyak. Penggunaan media cocopeat juga memudahkan kita ketika tanaman yang ingin dicangkok terlalu tinggi. Selain itu, apabila kita tidak ingin direpotkan denga urusan menyiram tanaman selama proses cangkok berlangsung hingga hasil cangkokan jadi, penggunaan media cangkok cocopeat juga sangat membantu.

Cocopeat merupakan media tanam yang memiliki karakter mudah menyerap dan menyimpan air, jadi mencangkok menggunakan media cocopeat akan menjadi pilihan yg utama dikarenakan nilai efektifitas dalam proses cangkok. Lebih jauh, keinginan mencangkok tidak akan terhambat  kendala cuaca atau bisa dikatakan kapanpun musimnya entah musim kemarau ataupun hujan, proses mencangkok tetap mudah dilakukan.

Melihat berbagai macam keunggulan yang bisa kita dapat dari mencangkok dengan media cocopeat, tentu saja ada hal yg perlu diperhatikan. Hal ini bisa dikatakan salah satu kendala dari mencangkok menggunakan media cocopeat. Namun, kekurangan ini bukanlah hal yg tidak dapat dihindari ataupun diatasi.

Hal yg perlu diperhatikan ketika kita ingin menggunakan cocopeat sebagai medianya adalah memperhatikan kualitas dari cocopeat itu sendiri.
Yang utama, perhatikan kondisi cocopeat yg baru kita beli. Apakah merupakan cocopeat mentah atau bisa dibilang belum hilang kandungan zat tanin yg ada didalamnya atau cocopeat yang sudah siap pakai sebagai media cangkok. Zat tanin yg terkandung dalam cocopeat tidak akan hilang begitu saja. Terkecuali cocopeat sudah terkena panas dan hujan berulang kali.

Cara melihat kandungan zat tanin dalam cocopeat sangatlah mudah, kita hanya perlu merendam cocopeat yang masih dalam karung ke dalam air jernih. Dalam hitungan hari kita bisa periksa apakah warna air jernih tadi berubah jadi merah kecoklatan atau tidak. Jika ternyata air masih berwarna merah kecoklatan, itu merupakan indikator kandungan zat tanin dalam cocopeat masih tinggi. Ganti air lalu lakukan perendaman ulang untuk beberapa hari hingga air rendaman tidak lagi berwarna merah kecoklatan.

Kenapa sih harus repot repot melakukan perendaman pada cocopeat?

Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan jika kita dapat membeli cocopeat yang sudah siap pakai dan sudah hilang kandungan zat taninnya. Zat tanin merupakan racun bagi tanaman dan apabila diberikan langsung ke tanaman yg kondisinya tidak benar benar kuat maka kandungan zat ini akan mematikan cangkokan (tanaman tertentu) dalam waktu kurang dari 2 minggu. Meski cangkokan bisa selamat hingga tumbuh akar, proses pertumbuhan akar juga akan terhambat dan mengakibatkan makin lamanya proses tunggu cangkokan hingga musim panen cangkokan tiba.

Jika kualitas cocopeat sudah teratasi, maka bisa dipastikan kendala gagalnya cangkok menggunakan media cocopeat tidak akan terjadi. Beberapa tanaman yang tidak bergetah pada bagian batang atau kambiumnya seperti; batang salam, batang belimbing, dll memang masih bisa tahan dengan kandungan zat tanin cocopeat. Tetapi ketika berkenaan dengan batang tanaman yg memiliki kandungan getah seperti; batang nangka, batang mangga, dll maka kemungkinan cangkokan akan mati atau mengering dalam 2 minggu.

Adapun solusi jika kita sudah terlanjur mencangkok menggunakan media cocopeat yg masih mengandung zat tanin. Hal ini bisa disiasati meskipun belum tentu berhasil yaitu dengan cara menyuntikan cairan B1 pada cangkokan yg terindikasi adanya tanda tanda daun yang mulai menguning.

Mencangkok dengan Cocopeat Mencangkok dengan Cocopeat Reviewed by Tanam Ternak Rumahan on July 30, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.