Menanam Jeruk dari Biji Apomiksis

Kerap kali kita dipertemukan dengan buah jeruk yang rasanya manis namun tidak tahu jenis atau varian jeruk yang sedang kita nikmati. Akhirnya kita mencoba untuk membeli bibit jeruk dengan berbekal ciri fisik buah jeruk yang pernah kita makan. Keinginan itu sering kali ditentang semesta ketika tanaman jeruk mulai bisa dipanen namun rasaya berbeda dengan apa yang pernah kita nikmati sebelumnya. Berikut, ada penjelasan mengenai salah satu jenis perbanyakan tanaman secara vegetatif namun tetap menggunakan biji sebagai modal utamanya. Jadi kita tetap bisa mendapatkan bibit buah seperti yang kita inginkan hanya dengan permulaan bijinya saja atau menggunakan biji apomiksis.

Biji apomiksis atau dalam bidang botani disebut nucellar seedling merupakan salah satu jenis pembiakan secara vegetatif yang sama seperti kala menanam tanaman dari biji (benih) pada umumnya. Perbanyakan vegetatif dengan cara memilih biji apomiksis juga akan membutuhkan waktu tunggu yang panjang (fase juvenile) hingga waktunya tanaman mulai berbuah. Hal itu jelas berbeda dengan cara perbanyakan vegetatif dengan metode stek, cangkok ataupun penyambungan.

Pasti kita pernah menemui seedling atau biji dari tanaman jeruk yang tumbuh tunas lebih dari satu. Hal itu disebut polyembrioni. Pada tanaman jeruk dengan dua tunas, salah satunya merupakan tunas yang berasal dari sel vegetatif. Pada umumnya sel vegetatif akan tumbuh lebih cepat dibanding tunas yang berasal dari sel generatif.  Dengan memotong sel generatif atau tunas yang tumbuh lambat, maka akan diperoleh tanaman jeruk yang tumbuh dari biji dan berkembang dari organ vegetatif atau menyerupai sifat asli induknya.

Hal ini menjadi hal yang menggembirakan karena kita tetap bisa mendapatkan sifat asli tanaman induk meskipun akan membutuhkan waktu yang panjang sebelum nantinya tanaman mulai berbuah. Di sisi lain ada keunguan dengan melakukan perbanyakan secara vegetatif dengan menggunakan biji apomiksis yaitu; bibit baru yang ada akan terbebas dari virus ataupun berbagai penyakit yang sebelumnya dimiliki oleh tanaman induk dikarenakan virus akan sulit berkembang pada jaringan biji.