Pada artikel ini, penulis akan membagikan cara mudah mengenai perbanyakan bambu kuning dengan metode stek batang. Perlakuan stek dipilih karena metode ini termasuk yang paling mudah dan juga hanya memerlukan peralatan yag sangat minim.
Tanaman bambu kuning termasuk jenis bambu yang sangat cepat tumbuh. Oleh karena itu, jika menanam bambu kuning pada lokasi yang tidak sesuai maka kerumunan bambu akan mendominasi area itu. Selain itu, sampah daun kering yang dihasilkan bambu kuning akan sangat mengganggu ketika rontok beterbangan di halaman atau area sekitarnya. Oleh karena itu, metode stek bisa dilakukan sebagai wujud pembudidayaan atau sekedar menyelamatkan satu batang untuk ditanam.
Penulis sendiri mencoba memperbanyak bambu kuning karena alasan ingin membersihkan area tertentu dari sampah daun bambu kering yang setiap hari dihasilkan. Agar nantinya ketika rerumpunan itu sudah disingkirkan, akan ada tanaman turunan yang menggantikan serta bisa ditanam di pot atau area yang lebih sesuai.
Ketika penulis mencari di mesin pencari dan mencoba mengganti dengan beberapa bahasa yang berbeda, belum ditemukan juga cara termudah melakukan stek bambu. Memang ada ditemukan beberapa cara stek bambu, namun stek yang dilakukan dengan mempergunakan batang besar. Memilih batang besar sebagai stek bambu pasti butuh gergaji dan alat- alat lain yang sesuai. Penulis hanya membawa gunting batang berukuran kecil juga pisau yang tak mungkin kalau digunakan untuk memotong bambu berdiameter 1 cm sekalipun.
Lalu, dengan spirit ngulik dan DIY ethic, maka penulis memutuskan untuk mengambil batang bambu kuning yang hanya berukuran kurang lebih 5mm. Beberapa batang dengan ukuran 5mm tadi merupakan tunas yang muncul dari ketiak atau ruas bambu yang tingginya hanya sekitar 150- 160 cm dari permukaan tanah.
Tanpa effort atau usaha lebih, beberapa batang kecil untuk Stek Bambu Kuning tadi lalu dibawa pulang untuk nantinya dipotong- potong kecil. Alasan penulis mencari batang bambu kuning dengan ukuran kecil adalah untuk tujuan ditanam di pot saja tanpa harus nantinya tumbuh besar sebesar tanaman induknya.
Lalu tahap memotong pun tiba, penulis hanya berpatokan pada ruas dan node sebagai tempat tunas serta akar baru untuk tumbuh. Metode itu dilakukan penulis pada hampir seluruh jenis tanaman yang memiliki node serta ruas untuk melakukan metode stek batang.
Kemudian batang bambu tadi dipotong dengan ketentuan satu potong berisi minimal dua ruas. Ruas pertama atau yang akan dijadian bagian atas, digunakan untuk tempat tumbuh tunas baru, sedangkan ruas kedua untuk tumbuh akar yang nantinya ditanam atau akan tertutup tanah.
Semudah itu rencana serta eksekusi yang dilakukan. Namun, meski sesimpel itu, cara potong serta perlakuan setelah pemotongan Stek Bambu Kuning tetap perlu diperhatikan. Cara memotongnya yaitu menggunakan teknik potong sekali jadi, yaitu memotong menggunakan pisau tajam agar hasilnya rapi dan meminimalisir luka memar akibat terpotong pisau. Menggunakan cara memotong sekali jadi dan rapi, hal itu juga akan meminimalisir jamur serta hama lain yang berusaha menyerang selama proses tanam hingga nantinya akar sera tunas baru mulai muncul.
Selain cara potong yang benar, perlakuan setelah potong juga perlu diperhtikan, yaitu dengan melakukan perendaman pada larutan perangsang akar atau sekedar direndam pada larutan anti jamur. Penulis sendiri hanya menggunakan rebusan potongan aloevera sebagai anti fungus (jamur) dengan lama waktu rendaman sekitar 1 hingga 8 jam.
Langkah selanjutnya agar Stek Bambu Kuning Behasil adalah pemilihan media tanam yang sesuai. Untuk cari aman, penulis hanya menggunakan pasir sungai sebagai media tanaman Stek Bambu Kuning. Pasir sungai dipilih karena beberapa alasan. Yang pertama, jika disiram banyak air sekalipun media tidak akan terlalu becek dalam waktu lama. Hal itu akan menghindarkan batang stek menjadi busuk atau berjamur. Alasan kedua, hal itu dilakukan karena kita sedang dalam proses menumbuhkan akar serta tunas saja. Semua nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tahap itu masih tersedia dibatang tanaman itu sendiri. Jadi kita tidak perlu menambah beban Stek Bambu Kuning untuk menyerap nutrisi dari luar. Hal itu justru akan berpotensi menggagalkan proses Stek Bambu Kuning karena terlalu banyak nutrisi atau pupuk. Selain itu, pemberian pupuk kandang ataupun kompos akan berpotensi membawa hama atau menimbulkan jamur.
Langkah terakhir adalah proses sungkup. Hal ini wajib dilakukan karena tanaman butuh mendapatkan kondisi hangat yang konstan (terus menerus) selama proses tanam. Selain dengan sungkup, kita juga bisa funakan green house plaatik untuk mendaptkan suhu hangat yang konstan. Penulis hanya menggunakan green house kecil dengan plastik berdiameer 3meter. Jika dihitung secara tingkat efektifitasnya, penggunaan sungkup akan merepotkan jika dibandingkan penggunaan green house plastik.
Waktu tunggu Stek Bambu Kuning hingga berhasil bisa bervariasi. Ada kalanya dalam waktu satu minggu stek sudah muncul daun tunas baru, atau ada juga yang tumbuh akar terlebih dahulu. Tetapi, sebagai indikator bahwa Stek Bambu Kuning yang kita lakukan itu berhasil adalah dengan terliatnya kondisi daun yang masih segar ketika mencapai usia satu bulan. Hal itu menjadi indikator bahwa Stek Bambu Kuning sedang berproses ketahap selanjutnya yaitu menjadi tanaman baru yang mampu bertahan hidup.
Tanaman bambu kuning termasuk jenis bambu yang sangat cepat tumbuh. Oleh karena itu, jika menanam bambu kuning pada lokasi yang tidak sesuai maka kerumunan bambu akan mendominasi area itu. Selain itu, sampah daun kering yang dihasilkan bambu kuning akan sangat mengganggu ketika rontok beterbangan di halaman atau area sekitarnya. Oleh karena itu, metode stek bisa dilakukan sebagai wujud pembudidayaan atau sekedar menyelamatkan satu batang untuk ditanam.
Penulis sendiri mencoba memperbanyak bambu kuning karena alasan ingin membersihkan area tertentu dari sampah daun bambu kering yang setiap hari dihasilkan. Agar nantinya ketika rerumpunan itu sudah disingkirkan, akan ada tanaman turunan yang menggantikan serta bisa ditanam di pot atau area yang lebih sesuai.
Ketika penulis mencari di mesin pencari dan mencoba mengganti dengan beberapa bahasa yang berbeda, belum ditemukan juga cara termudah melakukan stek bambu. Memang ada ditemukan beberapa cara stek bambu, namun stek yang dilakukan dengan mempergunakan batang besar. Memilih batang besar sebagai stek bambu pasti butuh gergaji dan alat- alat lain yang sesuai. Penulis hanya membawa gunting batang berukuran kecil juga pisau yang tak mungkin kalau digunakan untuk memotong bambu berdiameter 1 cm sekalipun.
Lalu, dengan spirit ngulik dan DIY ethic, maka penulis memutuskan untuk mengambil batang bambu kuning yang hanya berukuran kurang lebih 5mm. Beberapa batang dengan ukuran 5mm tadi merupakan tunas yang muncul dari ketiak atau ruas bambu yang tingginya hanya sekitar 150- 160 cm dari permukaan tanah.
Baca juga artikel lain tentang Menanam Bambu:
Cara Perbanyak Bambu Kuning itu Mudah
Cara Mudah Stek Bambu Kuning
Tanpa effort atau usaha lebih, beberapa batang kecil untuk Stek Bambu Kuning tadi lalu dibawa pulang untuk nantinya dipotong- potong kecil. Alasan penulis mencari batang bambu kuning dengan ukuran kecil adalah untuk tujuan ditanam di pot saja tanpa harus nantinya tumbuh besar sebesar tanaman induknya.
Lalu tahap memotong pun tiba, penulis hanya berpatokan pada ruas dan node sebagai tempat tunas serta akar baru untuk tumbuh. Metode itu dilakukan penulis pada hampir seluruh jenis tanaman yang memiliki node serta ruas untuk melakukan metode stek batang.
Kemudian batang bambu tadi dipotong dengan ketentuan satu potong berisi minimal dua ruas. Ruas pertama atau yang akan dijadian bagian atas, digunakan untuk tempat tumbuh tunas baru, sedangkan ruas kedua untuk tumbuh akar yang nantinya ditanam atau akan tertutup tanah.
Semudah itu rencana serta eksekusi yang dilakukan. Namun, meski sesimpel itu, cara potong serta perlakuan setelah pemotongan Stek Bambu Kuning tetap perlu diperhatikan. Cara memotongnya yaitu menggunakan teknik potong sekali jadi, yaitu memotong menggunakan pisau tajam agar hasilnya rapi dan meminimalisir luka memar akibat terpotong pisau. Menggunakan cara memotong sekali jadi dan rapi, hal itu juga akan meminimalisir jamur serta hama lain yang berusaha menyerang selama proses tanam hingga nantinya akar sera tunas baru mulai muncul.
Selain cara potong yang benar, perlakuan setelah potong juga perlu diperhtikan, yaitu dengan melakukan perendaman pada larutan perangsang akar atau sekedar direndam pada larutan anti jamur. Penulis sendiri hanya menggunakan rebusan potongan aloevera sebagai anti fungus (jamur) dengan lama waktu rendaman sekitar 1 hingga 8 jam.
Langkah selanjutnya agar Stek Bambu Kuning Behasil adalah pemilihan media tanam yang sesuai. Untuk cari aman, penulis hanya menggunakan pasir sungai sebagai media tanaman Stek Bambu Kuning. Pasir sungai dipilih karena beberapa alasan. Yang pertama, jika disiram banyak air sekalipun media tidak akan terlalu becek dalam waktu lama. Hal itu akan menghindarkan batang stek menjadi busuk atau berjamur. Alasan kedua, hal itu dilakukan karena kita sedang dalam proses menumbuhkan akar serta tunas saja. Semua nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tahap itu masih tersedia dibatang tanaman itu sendiri. Jadi kita tidak perlu menambah beban Stek Bambu Kuning untuk menyerap nutrisi dari luar. Hal itu justru akan berpotensi menggagalkan proses Stek Bambu Kuning karena terlalu banyak nutrisi atau pupuk. Selain itu, pemberian pupuk kandang ataupun kompos akan berpotensi membawa hama atau menimbulkan jamur.
Langkah terakhir adalah proses sungkup. Hal ini wajib dilakukan karena tanaman butuh mendapatkan kondisi hangat yang konstan (terus menerus) selama proses tanam. Selain dengan sungkup, kita juga bisa funakan green house plaatik untuk mendaptkan suhu hangat yang konstan. Penulis hanya menggunakan green house kecil dengan plastik berdiameer 3meter. Jika dihitung secara tingkat efektifitasnya, penggunaan sungkup akan merepotkan jika dibandingkan penggunaan green house plastik.
Baca juga tentang metode untuk stek:
Stek Menggunakan Sungkup vs Green House
Waktu tunggu Stek Bambu Kuning hingga berhasil bisa bervariasi. Ada kalanya dalam waktu satu minggu stek sudah muncul daun tunas baru, atau ada juga yang tumbuh akar terlebih dahulu. Tetapi, sebagai indikator bahwa Stek Bambu Kuning yang kita lakukan itu berhasil adalah dengan terliatnya kondisi daun yang masih segar ketika mencapai usia satu bulan. Hal itu menjadi indikator bahwa Stek Bambu Kuning sedang berproses ketahap selanjutnya yaitu menjadi tanaman baru yang mampu bertahan hidup.
Stek Bambu Kuning Berhasil
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
October 10, 2019
Rating:
No comments:
Post a Comment