Tips Memanen Daun Kelor


Memanen daun kelor apa butuh aturan?

Daun kelor merupakan salah satu tanaman  yang dikenal dekat oleh masyarakat sebagai salah satu tanaman dengan berbagai macam manfaat. Selain berguna bagi tubuh, mengkonsumsi daun kelor juga bisa dengan cara diolah untuk berbagai macam jenis makanan.


Dunia tak selebar daun kelor. Melihat dari peribahasa tadi, maka sebuah tehnik atau cara menanam tanaman kelor perlu dilakukan. Kita semua tahu bahwa ukuran daun kelor yang kecil harus didukung dengan ketersediaan jumlah tanaman yang banyak. Jika hal itu dilakukan maka hasil panen daun kelor juga turut serta meningkat jumahnya.

Jika sekarang kita hanya memiliki satu tanaman saja sebagai sumber utama penghasil daun kelor, maka hal itu perlu diubah saat ini juga. Cara agar mampu memanen daun kelor dengan jumlah yang lebih banyak dan berlaku secara interval serta konstan yaitu dengan cara menambah jumla tanaman kelor yang kita tanam. Pengadaan atau penanaman jumlah tanaman kelor bisa disesuaikan dengan  kebutuhan dalam setiap kali panenan, atau paling tidak kebutuhan pada skala rumahan.

Sebagai contoh, jika 5 tanaman kelor akan menghasilkan 0.5 kg daun kelor setiap minggunya dan akan kembali bisa dipanen setelah 4 minggu. Maka dengan memiliki 20 tanaman kelor, setiap rumah akan mampu memanen daun kelor sebanyak 0.5kg untuk setiap minggu.

Untuk bisa menghasilkan panenan daun kelor yang konstan tentunya diperlukan juga teknik penanaman yang sesuai. Yaitu, dimulai dengan memilih bibit tanaman kelor yang unggul. Diantara dua species tanaman kelor yang ada, yaitu Moringa oleifera dan Moringa stenopetala, jenis Moringa oleifera adalah jenis yang banyak dikultivasi. Pemilihan species yang tepat bertujuan mencapai segala keunggulan serta hal positif bawaan atau karakter dari species tanaman kelor itu sendiri.

Jadi korelasi antara jumlah hasil panenan daun kelor serta pemilihan bibit yang tepat akan saling mempengaruhi. Untuk menanam bibit kelor, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara menanam dari benih biji ataupun dengan cara stek batang. 

Untuk cara menanam dari biji, maka kita bisa mulai dengan tahap persemaian benih biji. Hal itu dilakukan agar proses tumbuhnya benih biji bisa terkontrol dan mampu tumbuh secara bersamaan serta terhindar dari hama pengganggu.

Namun, jika ingin melakukan stek, hal ini juga bisa dilakukan karena tidak selalu keberadaan benih biji dapat tersedia. Oeh karena itu, memilih batang tua juga bisa dilakukan. Perbedaannya hanya terdapat pada akarnya yang serabut (mudah stres pada kelembaban) tidak sehebat tanaman kelor yang tumbuh dari biji. Selain itu, tanaman stek yang rusak karena angin juga kerap terjadi. Untuk melakukan stek, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan;
Ukuran panjang batang minimal 45cm dengan diamenter 3cm atau lebih besar.
Setelah dilakukan pemotongan batang, kita bisa biarkan selama tiga hari dibawah naungan agar bekas potongan mengering.
Setelah didiamkan selam tiga hari, maka kita bisa lanjutkan proses menanam pada media tanam. Gunakan pula media tanam yang steril untuk menghindari kegagalan tanam stek kelor seperti yang banyak orang alami.
Cara menanam yaitu dengan hitungan 1:3. Jika panjang potongan 45cm maka 15cm untuk ditanam dalam tanah dan sisanya 30cm sebagai media atau tempat bakal tunas-tunas baru akan tumbuh.
Setelah proses tanam, letakan pada green house agar stek kelor mendapatkan udara yang stabil selama proses tumbuh.
Dalam jangka waktu 1 hingga 3 bulan, stek kelor sudah siap untuk dipindahkan atau ditanam langsung ke tanah.
Segera lakukan penyiraman ketika bibit stek sudah dipindahkan ke area yang baru. Hal itu dilakukan agar sistem perakaran baru bisa segera terjadi.

Melihat dari perbedaan cara budidayanya, namun yang terpenting ialah mengatur interval tumbuh serta jarak tanam 20 tanaman seperti yang telah dibahas dan dicontohkan di paragraf atas. Untuk menentukan jarak tanam antara tanaman, ada baiknya menyesuaikan pula dengan tinggi tanaman sebelum akhirnya dipanen. Semisal, jika tinggi tanaman 30cm dengan jarak 20cm antar tanaman, dan akan dipanen ketika tanaman mencapai tinggi 60cm, hal itu bisa dilakukan selama ketersedian ruang serta asupan sinar matahari bisa merata. Memanen dengan cara memangkas akan lebih berdampak baik pada postur serta ketersediaan daun kelor untuk masa panen selanjutnya. Selain itu, dibandingkan memetik daunnya saja yang hanya akan mengganggu proses tumbuh, dengan cara memangkas maka kita akan dipermudah setiap kali melakukan pemanenam daun kelor. Baru setelah pemangkasan, kita bisa petik daun kelor untuk memisahkan mereka dari batang-batang kecilnya.

Sebagai tambahan, proses pemupukan pada media tanaman juga wajib dilakukan. Kita bisa berikan pupuk dengan nilai N yang tinggi atau bisa gunakan pupuk kandang atau pupuk dari kotoran kelinci yang mengandung banyak nitrogen. Lakukan secara berkala setiap 2 bulan sekali atau sesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk alami akan lebih bermanfaat, apalagi ketika dilakukan untuk tujuan pemenuhan gizi keluarga. Selain pemupukan, penyiraman juga wajib dilakukan. Terlalu banyak air juga tidak baik bagi tanaman stek kelor, jadi berikan secukupnya saja supaya kondisi tanahnya tidak sampai kering.
Tips Memanen Daun Kelor Tips Memanen Daun Kelor Reviewed by Tanam Ternak Rumahan on November 30, 2019 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.