Stek Buah Tin Tak Perlu ZPT

Buah tin atau disebut juga buah ara yang dalam bahasa inggris disebut fig fruit, termasuk jenis buah yang favorit sebagai salah satu buah tabulampot untuk area hunian. Rasa buah yang manis, lembut dan tak tergantung pada musim menjadikan tanaman ini sebagai pilihan yang sesuai untuk menjadi bagian dari area tanam.

Tabulampot atau tanaman buah dalam pot, menjadi alternatif bagi pecinta tanaman buah yang ingin menanam buah dengan ukuran yang cukup besar namun tetap fleksibel. Jadi, dengan memilih tabulampot, semisal tabulampot buah tin, maka area kecil sekalipun akan tetap fungsional karena tanaman buah akan mudah untuk dipindah lokasikan.

Buah tin dalam nama ilmiah Ficus carica L. termasuk dalam kerabat beringin yang dikenal mudah untuk dibudidaya dengan metode vegetatif  stek batang. Sama seperti mudahnya melakukan stek beringin, hal itu juga tidak jauh berbeda ketika melakukan stek pada tanaman tin.

Meski dikenal mudah dalam melakukan stek tanaman tin, pemilihan batang sehat, pucuk dormant hingga penggunaan alat-alat yang dalam kondisi steril juga harus tetap dilakukan. Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan ketika melakukan stek tanaman tin;

1. Gunakan pisau tajam saat memotong batang tin,
2. Kurangi jumlah daun atau sisakan dua helai daun saja,
3. Bersihkan sisa getah yang keluar dari bekas potongan,
4. Bersihkan pula seluruh bagian batang agar tidak ada hama yang masih menempel dan akan mengganggu proses stek,
5. Olesi batang stek dengan hormon perangsang akar atau jenis ZPT apapun,
6. Siapkan media tanam berupa pasir sungai halus dan siram air bersih hingga media pasir basah,
7. Tancapkan batang stek yang telah dipersipakan tadi,
8. Letakan pada green house agar proses tumuh stek tin mendapatkan suhu hangat yang konstan.
9. Dalam satu minggu, tunas baru sudah mulai muncul

Dari penjelasan diatas, hal itu merupakan hal yang sudah lazim dilakukan dalam proses pembudiayaan tanaman stek tin. Namun, jika ingin mencoba untuk menghilankan tahap pengunaan hormon perangsang akar atau penggunaan ZPt saat melakukan stek tin, maka hal itu tetap bisa dilakukan.

Penggunaan hormon perangsang tumbuh sebenarnya hanya berupa upaya penambahan hormon tumbuh yang diberikan secara external. Tanpa melakukan penambahan hormon dari luar sekalipun secara alamiah batang stek sudah memiliki hormon tumbuh dengan jumlah yang bervariasi (tergantung posisi batang yang digunakan). Hormon tumbuh yang paling banyak terdapat pada pucuk dari tanaman. Oleh karena itu, seringkali stek tanaman dilakukan dengan cara mengambil pucuk dari tanaman untuk mencapai persentase keberhasilan yang tinggi.

Jika biasanya melakukan perbanyakan stek buah tin masih menggunakan berbagai macam hormon auksin ataupun zat pengatur tumbuh serta larutan anti jamur, maka kali ini kita coba lakukan stek tin tanpa perlu tambahan pemberian hormon tumbuh atau penggunaan larutan anti jamur sekalipun. Tipsnya sangat mudah yaitu dengan menggunakan segala alat untuk melakukan stek yang selalu dalam kondisi steril. Dengan menggunakan alat yang steril maka proses pembersihkan batang stek yang dilakukan dengan air bersih saja sudah cukup. Selain itu, media tanam yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Cara termudah untuk mendapatkan media tanam steril ialah dengan menggunakan pasir sungai (halus) sebagai media tanam utamanya. Pasir bukan media favorit untuk jamur bisa berkembang biak, selain itu kondisi tanam juga tidakakan terlalu lembab karena pasir bukanlah media tanam yang mampu menyimpan air.

Sebagai tambahan, perbeaan penggunaan sungkup plastik dan greenhouse sebernarnya juga berperngaruh terhadap tingkat keberhasilan stek tanaman. Hal itu mengacu pada kondisi suhu yang cenderung tidak konstan bahkan semakin lama semakin tinggi ketika menggunakan sungkup plastik. berbeda dengan meletakan stek pada green house, maka suhu yang ada dalam green house bisa konstan dan menjadikan proses pemulihan kondisi serta proses tambuhnya akar serta daun baru juga akan semakin cepat terjadi. Penggunaan green house tidak serta merta menangkap suhu panas bumi, kita juga perlu perhatikan kondisi panas ataari yang akhirnya masuk dan membuat suhu green house menjadi terlalu panas. Oleh karena itu, pengadaan naungan (paranet atau daun kelapa) sebagai penghalang intensitas sinar matahari yang terlalu banyak juga wajib dilakukan.