Cabai rawit hijau menjadi salah satu jenis cabai yang populer. Salah satu makanan ringan atau snack orang indonesia, seperti contohnya; mendoan, pastel, lumpia, risol, bakwan jagung, martabak telur, tahu isi, tahu telur puyuh dan masih banyak jenis cemilan lain yang menghadirkan cabai rawit hijau sebagai pendampingnya.
Memang sefamiliar itu hubungan antara cabai rawit hijau dengan hidangan khas bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang bertanam cabai rawit hijau. Kita akan membahas tips sederhana tentang menanam dan merawat cabai rawit hijau agar tanaman ini mampu menghasilkan buah yang lebat.
Tentunya, jika kita membahas tentang spesies atau kultivar cabai rawit hijau maka kita akan temukan puluhan nama yang belum tentu kita ketahu sebelumnya. Dari berbagai benih yang tersedia di pasaran, maka kita akan memilih salah satu sumber benih cabai rawit hijau yang berasal dari tukang gorengan dan pasar tradisional.
Kita bisa ambil satu buah saja cabai rawit hijau yang sudah tua atau sudah berwarna merah sebagai benih biji yang akan kita tanam. Di pasar tradiisonal ataupun di tukang penjual gorengan, biasanya akan tersedia dua jenis cabai rawit hijau. Pilihan pertama adalah cabai rawit hijau yang berbentuk kecil mungil, berasa pedas dan terdapat banyak biji didalamnya. Yang kedua adalah jenis cabai rawit hijau yang berukuran sedang dengan sedikit jumlah biji dalam buahnya. Soal selera, terserah cabai jenis apa yang ingin kita tanam.
Menanam Cabai Rawit Hijau
Diantara pembaca pasti ada yang merasa kesulitan untuk memulai menanam tanmaan cabai. Sebenarnya bertanam cabai bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan, apalagi ketika bertanam cabai hanya beberapa batang saja dan diperuntukan untuk hobi atau untuk dipetik guna sendiri.
Yang pertama perlu dilakukan ialah melakukan persemaian benih biji yang telah kita dapatkan. Biji terbaik adalah yang masih dalam kondisi baru. Jika kondisinya baru diambil dari buahnya, kita bisa langsung semai pada media tanah. Gunakan media apapun asal dalam media tersebut (steril) tidak terdapat hama (semut, siput kecil, dll) agar biji yang diletakan tidak justru dimakan hama bahkan sebelum mereka sempat tumbuh.
Kejadian benih gagal tumbuh lah yang biasanya kerap terjadi dan membuat banyak anggapan awam bahwa bertanam cabai dirasa terlalu susah untuk dilakukan.
Untuk menanggulangi beragam resiko saat awal proses penyemaian benih biji cabai, maka kita bisa tangani dengan memilih media pasir sungai yang dicampur dengan pupuk alami (kompos, pupuk kandang). Jika perlu lakukan sungkup atau tutup dengan plastik atau masukan wadah semaian ke dalam plastik agar semaian aman dari berbagai hama yang akan menyerang.
Sebagai tambahan penggunaan sungkup pada proses persemaian akan mempercepat benih biji untuk tumbuh. Hal itu bisa terjadi karena sungkup akan menghasilkan suhu hangat yang terjadi secara konstan.
Kedua, setelah proses semai berjalan dan bibit cabai sudah tumbuh setinggi 7-10cm, maka kita bisa pindahkan ke polybag, pot atau langsung dalam tanah untuk tujuan pembesaran. Media tanam yang digunakan harus yang tinggi unsur N (nitrogen). Keradaan pupuk dengan unsur N akan membantu mempercepat proses tumbuh bibit anakan cabai. Jangan lupa untuk meletakan tanaman cabai pada area dengan intensitas matahari yang cukup agar pertumbuhan cabai bisa optimal.
Kemudian, ketika tanaman ini sudah setinggi 20 cm kita bisa lakukan pemangkasan. Potong pucuk tanaman yang tumbuh hanya satu batang keatas atau tanpa cabang. Hal itu dilakukan agar proses tumbuh yang cenderung vertikal bisa dihentikan untuk tujuan pembentukan postur kokoh pada batang utama. Selain itu, dengan melakukan pangkas pucuk maka percabangan tanaman cabai juga akan tumbuh. Percabangan yang tumbuh akan dipersiapkan untuk nantinya menghasilkan buah cabai.
Perawatan
Gunakan pupuk yang berisi kandungan NPK. Hal itu dilakukan untuk merangsang tanaman yang sudah dewasa untuk segera menghasilkan bunga dan melanjutkan fase berbuah. Banyak tidaknya jumlah buah yang dihasilkan akan tergantung pada ketersedian nutrisi yang bisa diserap oleh tanaman. Selain itu, keberadaan sinar matahari juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta proses tanaman menghasilkan bunga serta buah.
Laukan penyiraman dua hari sekali ketika pagi dan sore. Namun jika sdang cuaca hujan maka tidak perlu melakukan penyiraman. Cek selalu kondisi tanahnya, kondisi tanah yang terlalu basah akan mendatangkan jamur serta penyakit lain pada area perakaran. Jadi, kita bisa gunakan media yang tidak terlalu menyerap air serta media yang tidak mudah berjamur saat menanam cabai pada musim penghujan, seperti contohnya; media pasir sungai, sekam bakar atau arang sekam.
Kendala Hama
Salah satu hama tanaman cabai adalah lalat buah dan patek.
Ciri dari buah cabai yang terserang lalat buah adalah terdapat bekas gigitan (titik hitam) pada buah cabai. Kemudian warna bagian dalam buah cabai menjadi kecoklatan dan rontok akibat cendawan (jamur) beserta air yang ikut masuk ketika musim hujan.
Kemudian, jika yang menyerang adalah penyakit patek atau antraknosa (jamur Colletotrichum atau jamur Gloeosporium , maka akan dicirikan dengan bentuk buah cabai yang kering dan berwarna kecoklatan pada sisi tertentu saja.
Pengendalian Hama Penyakit
Hama lalat buah bisa diantisipasi dengan memberikan perangkap berupa feromon yang dimasukan pada botol air mineral. Caranya dengan meletakan cairan feromon bersama kapas dan gantungkan di dalam botol air mineral.
Fungsi feromon adalah sebagai aroma pemikat bagi lalat buah jantan untuk datang dan terperangkap dalam botol. Jumlah lalat jantan berkurang, maka tak ada proses kawin serta tak ada pula fase bertelur bagi lalat buah betina.
Berbeda dengan penyakit patek atau antraknosa, kita bisa antisipasi dengan cara mengatur kelembaban area tanam. Keberadaan mulsa juga berdampak buruk ketika keberadaan air dalam tanah menjadi terlalu banyak tidak bisa keluar atau menguap. Akibat air yang tertahan terlalu lama maka akan timbul hama dan penyakit dalam perakaran tanaman.
Pemangkasan
Pengurangan jumlah cabang tanaman cabai diperlukan untuk mengurangi potensi batang patah akibat menopang terlalu banyak buah. Melakukan pemangkasan cabang yang terlalu banyak menghasilkan daun juga diperlukan agar buah cabai yang dihasilkan tidak rendah jumlahnya. Selain tentang mengurangi resiko pada jumlah hasil buah, pemangkasan juga ditujukan agar kondisi lingkungan tanaman tidak terlalu lembab yang berpotensi menimbulkan jamur serta hama di sekitar tanaman.
Saluran Irigasi
Sebaiknya menentukan jalur air yang keluar harus direncanakan saat awal ingin meletakan bibit cabai di area pembesaran. Entah membesarkan bibit pada pot, polybag atau pada bedengan, mengatur jalur air kelur sangat diperlukan agar nantinya air yang ada dalam media tanam bisa mengalir dengan mudah tanpa membuat media tanam menjadi terlalu basah.
Pemilihan media tanam bisa disesuaikan dengan cuaca yang sedang dan akan terjadi selama proses bertanam hingga masanya tanaman bebuah. Dengan melakukan berbagai tindakan antisipatif maka serangan hama dan penyakit tidak membutuhkan penanganan yang lebih ringan. Penggunaan petsida alami (nabati) juga masih memungkinkan sebagai cara terbaik untuk menjaga tanaman cabai kita dari hama- hama lain yang ingin datang.
Bertanam Cabai Rawit Hijau Rumahan
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
January 11, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment