Limbah sisa dapur menjadi salah satu jenis limbah yang akan terus ada setiap harinya. Entah dalam jumlah banyak atau hanya sedikit, kondisi limbah sisa dapur yang cenderung basah akan berpotensi menimbulkan bau atau jamur ketika tidak diolah.
Dengan cara ditumpuk atau dicampur bersama dengan sampah unorganik lainnya, limbah sisa dapur justru berpotensi mengundang penyakit datang.
Apalagi ketika jadwal petugas sampah keliling tidak datang setiap hari untuk mengambil sampah dari rumah kerumah. Akibatnya sampah yang sudah tercampur hanya akan menumpuk di area rumah.
Belum lagi ketika ditiggalkan di halaman depan atau area luar rumah lainnya dan diacak acak oleh kucing. Potensi lalat pembawa penyakit beterbangan masuk dalam rumah sangatlah besar kemungkinannya.
Dari hal yang sepertinya sangat remeh temeh, namun apabila belum tahu cara menyelesaikannya pasti akan berdampak buruk.
Kita mungkin sudah merasakan ketidaknyamanan yang timbul dari limbah sisa dapur, hanya saja belum mengetahui cara mudah untuk menyelesaikannya.
Semoga dengan adanya artikel ini maka kita bisa menghasikan ide-ide lain guna menyelesaikan problem limbah harian sisa dapur.
Setelah sebelumnya mengetahui tentang pengolahan sampah dedaunan kering yang ada di halaman sebagai sumber pupuk kompos, maka artikel kali ini akan membahas tentang memanfaatkan atau mengolah limbah sisa dapur sebagai pupuk kompos.
Baca juga: Hitungan Sederhana Dalam Membuat Pupuk Kompos Dedaunan
Bahan yang dipergunakan dalam membuat pupuk kompos dari limbah sisa dapur, antara lain;
Mikroba atau Bakteri Baik
Penggunaan bakteri atau mikroba bisa berasal dari EM4, yakult, yogurt, kimci, tauco, tempe, tape dan sumber bakteri lain yang biasanya telah diolah melalui proses fermentasi. Tentang EM4, bakteri ini bisa kita dapatkan di toko pertanian atau peternakan. Warna botol kuning untuk pertanian sedangkan botol berwarna coklat untuk peternakan.
Apabila sebelumnya sudah pernah membuat kompos dedaunan, kita bisa gunakan bakteri pengurai yang berasal dari kompos dedaunan tadi.
Sebenarnya kita juga bisa gunakan pupuk halus yang dijual di pinggir jalan atau di penjual tanaman sebagai sumber bakteri pengurai. Namun, tidak semua penjual pupuk memiliki kualitas pupuk yang baik (sudah dicampur tanah biasa) dan semoga kita mendapatkan pupuk pinggir jalan dengan kualitas yang baik sebagai sumber bakteri pengurai.
Limbah Dapur
Bisa berupa apapun, namun lebih baik untuk memotong-motong kecil limbah sisa dapur agar proses penguraian oleh bakteri bisa berjalan lebih cepat. Bisa juga dengan cara diblender untuk hasil penguraian yang semakin cepat serta semakin cepat pula hasilkan pupuk komposnya.
Wadah atau Tempat Pengomposan
Kita sebut saja wadah atau tempat pengomposan dengan istilah komposter. Komposter bisa kita gunakan dari wadah apa saja. Mulai dari keranjang, kardus, drum plastik, gentong, dll. Sebisa mungkin gunakan komposter yang memiliki lubang udara pada bagian bawah dan atasnya.
Sekam atau Cocopeat
Sekam atau cocopeat akan kita kemas dalam kantong jaring dan akan kita letakan dalam wadah komposter pada bagian bawah dan bagian atasnya. Tujuannya untuk menjaga suhu hangat yang dihasilkan agar kerja bakteri pengurai bisa maksimal.
Kita juga bisa gunakan media selain sekam dan cocopeat, intinya yang bisa berfungsi sama yaitu untuk mempertahankan suhu hangat agar tetap konstan.
Kain Penutup
Kain tipis atau busa akan kita gunakan untuk menutup komposter dan mencegah lalat bertelur di dalam sana.
Tahap Mengaplikasi Limbah Sisa Dapur
Pertama
Masukan kantong berisi sekam atau cocopeat sebagai lapisan paling bawah. Lalu masukan tanah kompos yang sudah berisi bakteri. Fungsi dari kantong yang berisi sekam atau cocopeat akan membantu sirkulasi oksigen serta menyerap air yang kemungkinan akan dihasilkan selama proses pengomposan.
Kedua
Masukan limbah dapur yang sudah dipersiapkan. Lalu, tutup kembali dengan pupuk kompos agar tidak mengundang lalat hijau untuk datang.
Ketiga
Letakan kantong sekam pada bagian atas dan yang terakhir tutup komposter dengan kain tipis.
Sampah dapur akan ada setiap harinya, maka kita bisa siasati dengan menyiapkan beberapa komposter agar tetap mudah ketika proses pengadukan. Sebagai contoh 1 komposter untuk limbah dapur selama satu minggu.
Proses pengomposan bisa berjalan hingga 1 bulan lamanya hingga semua limbah nerubah menjadi tanah hitam. Namun semakin banyak mikroba yang ada maka semakin cepat pula proses pengomposan bisa dilakukan.
Bakteri akan berkembang biak ketika terdapat hijauan, menyebar ketika media lembab serta akan bertahan hidup ketika ada glukosa. Oleh karena itu, kita bisa seimbangkan komposisi limbah dapur yang kita masukan dalam setiap komposternya.
Olah Limbah Sisa Dapur Sebagai Pupuk
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
January 30, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment