Tentang keunggulan beternak lalat bsf sebagai penghasil pakan alternatif, hal itu bisa menunjang kebutuhan nutrisi ayam serta akan meringankan biaya untuk pembelian pakan berprotein.
Lalat bsf merupakan jenis yang berbeda dari lalat rumahan atau lalat hijau yang biasa kita temui berkeliaran diantara hidangan makanan.
Lalat bsf lebih tertarik pada aroma fermentasi (limbah buah, pakan ayam fermentasi, limbah dapur) dan akan meninggalkan telur-telur mereka di sekitar aroma tersebut.
Tentang pola hidup lalat bsf, pasti diantara pembaca masih ada yang belum mengetahui informasi mendasar mengenai kondisi temperatur yang seharusnya ada.
Mereka, baik pada siklusnya sebagai telur, larva, prepupa hingga lalat dewasa membutuhkan batas toleran temperatur agar tetap bisa hidup serta produktif untuk berperan dalam lingkaran siklus.
Temperatur untuk Lalat BSF
Pada kondisi liar ataupun dalam kondisi di dalam kandang, lalat bsf tetap bisa kawin dan menghasilkan telur.
Namun, ada kondisi temperatur tertentu yang harus dipenuhi agar siklus hidup lalat bsf tetap berkelanjutan.
Lalat bsf tetap bisa hidup pada temperatur dibawah 27°C, namun pada kondisi temperatur tersebut mengakibatkan lalat bsf dewasa beresiko untuk tidak mating atau kawin.
Hal itu akan berdampak buruk bagi produksi telur dan keberadaan larva secara berkelanjutan. Untuk mengatasi persoalan temperatur yang kurang mendukung, maka kandang bsf dengan temperatur suhu buatan bisa dihadirkan.
Tiruan temperatur suhu kandang yang sesuai untuk lalat bsf bisa diadakan dengan menghadirkan lampu sebagai pengganti suhu panas matahari. Lampu uv atau yang sejenis sebagai penghasil panas akan sangat bermanfaat ketika udara diluar ruang terlalu dingin atau tidak mendukung jalannya proses kawin untuk lalat-lalat bsf sudah berada pada tahap dewasa.
Temperatur Bagi Telur dan Larva B9SF
Lebih jauh, dirangkum pada evoconsys.com, Response BSF Terhadap Suhu Dingin bahwa pada suhu 12 -16°C adalah batas terendah bagi telur-telur BSF menjadi gagal untuk menetas. Tentu saja di Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis tidak akan mengalami temperatur serendah itu.
Kemudian, sebagai tambahan pengetahuan, tentang keberadaan temperatur rendah, berlaku juga bagi kondisi larva yang tidak akan mampu hidup pada temperatur dibawah 10°C. Setidaknya jangan biarkan larva bsf hidup pada ambang temperatur 16-19°C agar siklus produksi BSF tetap bisa berjalan berkelanjutan.
Untuk menanggulangi kemungkinan terburuk saat suhu udara tergolong rendah seperti yang telah tercatat di atas, maka kita bisa selamatkan dengan melakukan penyimpanan pada wadah berlampu yang mampu menghasilkan suhu rata-rata.
Sebuah informasi sederhana tentang menghasilkan temperatur hangat, bahwa menyimpan telur atau larva bsf dalam wadah konduktor berisi media fermentasi juga akan menghasilkan suhu yang cenderung panas. Kita bisa mengontrol temperatur suhu yang dihasilkan dengan mengatur kondisi sirkulasi udara.
Penggunaan ruang greenhouse, memanfaatkan panas bumi yang terperangkap di dalamnya juga bisa jadi solusi. Sebuah green house bekerja sebagai perangkap suhu yang secara alami dikeluarkan dari tanah.
Bahan yang dipergunakan untuk membuat ruang green house bisa dipilih dari bahan plastik bening, agar matahari tetap bisa menembus masuk ke dalamnya.
Sebagai tambahan informasi, di Texas/ Georgia, USA sebuah study yang dilakukan untuk menunjang kemampuan larva bsf untuk bertahan hidup pada temperatur rendah adalah dengan cara memberikan larva bsf dengan asupan makanan yang baik.
Makanan yang sesuai terutama saat diaplikasikan pada temperatur rendah akan membantu larva mampu bertahan hidup setidaknya 3 minggu lebih lama dibanding larva yang tidak diperhatikan jenis asupan makanannya.
Asupan makanan dengan tinggi karbohidrat dan pakan berprotein berjumlah setengahnya akan berguna bagi larva ataupun prepupa bertahan hidup di temperatur rendah.
Apa Bisa BSF Hidup di Daerah Bersuhu Dingin?
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
February 02, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment