Ternak kelinci belum juga menghasilkan? Dari tahap hobi, seharusnya ternak kelinci sudah mampu memberikan manfaat bagi kita yang memelihara.
Sedari awal, penulis bertemu dengan peliharaan kelinci berdasar pada kebutuhan mengenai pupuk alami yang bisa dihasilkan oleh hewan dengan karakteristik minim waktu dan tempat dalam perawatan. Kemudian munculah rekomendasi beberapa penghasil pupuk kotoran hewan dengan unsur hara yang hebat ketika diaplikasikan untuk tanaman sayur ataupun buah.
Mulai dari pupuk dari kotoran sapi, kambing, ayam dan berbagai hewan lain, hewan kelinci menjadi pilihan karena ukurannya yang kecil namun menghasilkan pupuk yang sangat bagus ketika dimanfaatkan sebagai pupuk. Sedangkan urinnya sekalipun dalam bentuk fresh bisa langsung diaplikasikan sebagai pupuk untuk tanaman.
Beternak kelinci pasti menghasilkan ketika permasalahan mortalitas atau cara dasar dalam memelihara kelinci sudah dikuasai. Untuk menghasilkan kotoran serta urin kelinci yang bisa menghasilkan nilai ekonomi tentu saja harus dibarengi dengan jumlah produksi kotoran kandang yang stabil dan semakin meningkat jumlahnya.
Hal itu tidak akan terjadi secara konstan ketika ada saja kelinci yang mati karena sebab yang tak jelas atau karena pemberian pakan yang berubah-ubah akan secraa langsung berpengaruh pada jumlah kotoran yang dihasilkan kelinci setiap hari. Hasil urin yang kelinci keluarkan juga harus ditampung seaman mungkin agar kita standar pencapaian harian bisa terpenuhi. Urin kelinci bisa dijual dan yang sudah melewati tahap fermentasi menjadi bernilai ekonomi lebih karena kandungan unsur hara makro dan mikro di dalamnya juga semakin meningkat.
Selain memanfaatkan kotoran serta urinnya untuk langsung dijual, bisa juga dipergunakan sebagai pupuk organik untuk bertani berupa produk sayuran sehat yang juga memiliki pasar tersendiri. Kemudian, berbeda dari hal perpupukan, ternak kelinci juga bisa dimanfaatkan dagingnya. Rasanya yang tidak jauh berbeda dengan daging ayam akan mendapat banyak penggemar apalagi ketika varian rasa yang ditawarkan mampu menggugah selera.
Peningkatan nilai ekonomi daging kelinci akan semakin bertambah ketika kita bisa beternak kelinci sekaligus menawarkan daging kelinci dalam bentuk olahan makanan jadi. Nilai ekonominya akan jauh lebih tinggi ketika bentuk siap santap yang kita jual dibandingkan hanya berupa kelinci hidup atau karkas yang hanya dihargai per kilogram.
Lebih lanjut, bergeser dari kelinci pedaging yang bergelut dengan kuantiti pejualan, jenis kelinci hias memiliki harga yang relatif tinggi karena bentuk atau keaslian jenis yang melekat di dalamnya. Baik kelinci untuk tujuan kontes atau kelinci jenis baru hasil import tetap memiliki pasar tersendiri dan masuk pada jalur hobis. Para penghobi ini akan membeli kelinci yang harganya tergolong fantastis untuk harga per ekornya serta untuk umur yang masih relatif muda yaitu sekitar 2 bulan lepas masa sapihan.
Selain berbagai hal di atas yang merupakan hasil ekonomi dari beternak kelinci, menyediakan pernik kebutuhan kelinci juga bisa menghasilkan tambahan nilai ekonomi. Sebagai contoh; menjual pelet kelinci secara retail atau eceran, menjual tempat pakan kelinci, menjual tempat minum kelinci, menjual berbagai obat-obatan untuk menujang kesehatan kelinci, menjual rakitan kandang kelinci, menjual tempat penampungan kelinci (potty train), aksesories kelinci, kaos kelinci, dan berbagai pernik yang bakal bisa bermanfaat untuk peternak ataupun penghobi kelinci.
Hasil Tambahan dari Ternak Kelinci
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
March 23, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment