Apakah burung puter bisa dijinakan? Apakah bisa terbang bebas di luar kandang menyerupai burung merpati? Jika ingin memiliki burung puter yang jinak total dan bisa dilepas liar tanpa kabur, maka ketahui cara melatihnya.
Burung puter merupakan salah satu jenis burung anggungan yang memiliki suara monoton, tenang dan adem. Hal itu akan berbeda ketika dibandingkan dengan jenis burung kicau yang bisa menghasilkan berbagai suara cuitan atau kicauan.
Namun, suara dari burung puter yang satu dan lainnya tidak bisa di sama ratakan. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat jenis burung puter pelung yang memiliki suara cukup bervariasi. Ada yang bersuara seperti tangisan anak-anak hingga suara tangisan orang dewasa. Kemudian, jika ngin mencari puter pelung yang suaranya menyerupai lolongan serigala juga ada.
Kembali ke topik tentang penjinakan burung puter, ketika ingin menjinakan total burung anggungan khususnya burung puter, melatihnya sejak umurnya masih sangat muda (piyik) adalah salah satu caranya. Namun, tepatnya pada umur berapa proses penjinakan bisa dimulai? Jawabanya adalah pada umur yang sedini mungkin.
Lebih tepatnya ketika anakan burung puter sudah mulai muncul bulu jarum, maka pada fase itulah proses penjinakan sudah bisa dilakukan. Biasanya, ketika anakan burung puter sudah mencapai fase bulu jarum kedua indukan puter sudah mulai tidak mengerami anakannya. Itu artinya, secara alami anakan burung puter (piyik) sudah bisa menghasilkan temperatur tertentu untuk menjaga tubuhnya tetap hangat.
Sekitar umur 7-8hari adalah saat yang paling tepat untuk memanen anakan burung puter. Kenapa harus sedini itu, apa alasanya?
Alasan pertama,
Seperti yang sudah ditulis pada paragraf awal bahwa pada umur 7-8 suhu hangat sudah bisa dihasilkan secara alami oleh piyik atau anakan puter. Jadi kita sudah tak perlu lagi mempersiapkan tempat khusus untuk menjaga kondisi tubuh anakan puter supaya tetap hangat.
Yang kedua,
Anakan burung puter (piyik) sudah bisa makan bijian tanpa perlu dihaluskan terlebih dahulu. Kita hanya memerlukan mangkok kecil untuk tempat air dan botol plastik berisi bijian sebagai sarana meloloh (menyuapi) anakan tekukur. Botol plastik mineral akan dijadikan pengganti paruh induknya dengan tujuan mempermudah kita ketika proses pemberian makan.
Ketiga Proses Bonding,
Melatih kebiasaan makan menjadi salah satu hal yang utama untuk membuat burung puter bonding total dengan kita. Jika telat memanennya atau memulai proses penjinakan pada umur burung yang sudah meniginjak 10hari atau ditandai dengan bulu yang sudah mulai rapat, maka kemungkinan besar akan sulit untuk membuat dia beradaptasi dan makan dari cara yang kita ajarkan.
Dengan melakukan substitusi paruh induknya dengan botol sebagai penggantinya merupakan cara terbaik dalam proses penjinakan. Setidaknya hal itu yang dilakukan oleh penulis. Bayangkan jika dipanen terlalu kecil dan kita harus mempersiapkan pakan berupa bubur sampai batas dia bisa makan sendiri atau sekitar umurnya mencapai 40hari. Sudah terbiasa makan bubur akan membuat piyik kesulitan untuk beradaptasi dengan cara loloh (makan) dalam bentuk lain (bijian utuh).
Memberi makan dengan cara meloloh dalam bentuk bubur memang lebih cepat. Namun, ketika jumlah piyik yang ingin kita jinakan hanya sedikit, maka jenis pakan bijian utuh lebih simple tanpa perlu meracik na ni nu sebelum bisa disuapkan. Bandingkan saja ketika sudah waktunya mengajarkan mereka untuk FTM (fly to me), apakah kita lebih memilih untuk memegang spet berisi bubur yang berupa cairan ataukah akan memilih memegang botol berisi bijian kering langsung dari toko pakan.
Jadi, panen terlalu muda ataupun umurnya terlalu tua pada intinya berkenaan dengan merubah kebiasaan makan dari anakan puter yang akan kita jinakan. Sebisa mungkin cari cara yang termudah agar hasilnya nanti si anakan puter bisa bonding dengan kita yang setiap hari meloloh (menyuapi). Jka memang sudah bonding dan selalu bereaksi mendekat ketika dipanggil, maka kemungkinan untuk dia kabur bisa diminimalisir.
Selamat mencoba...
No comments:
Post a Comment