Lalat hijau atau yang sering kita jumpai beterbangan disekitar rumah dengan suara seperti mesin potong rumput memang cukup mengganggu keberadaannya. Bukan hanya suara yang dihasilkan saat beterbangan mengelilingi ruangan, namun juga dampak negatif yang ditimbulkan karena sangat berpotensi untuk meninggalkan telur-telur mereka pada makanan yang akan kita santap.
Lalat hijau akan senang untuk meninggalkan telur mereka pada media atau makanan yang amis atau mengandung banyak protein hewani. Sebagai contoh makanan yang mengandung protein hewani ialah daging ayam, daging sapi dan jenis protein lain yang berasal dari daging. Mereka akan bertelur disela-sela daging berwarna putih menggerombol. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jika membiarkan makanan dalam meja makan dalam keadaan tanpa tertutup tudung saji ataupun meninggalkan makanan di atas kompor.
Jangan-jangan pada makanan yang akan kita santap sudah terdapat gerombolan telur lalat hijau. Dengan akses dan kemudahan yang kita berikan, maka lalat hijau ataupun lalat rumahan bisa hinggap dan bahkan bertelur disitu. Kondisi kesehatan makanan yang akan kita hidangkan dan akan kita santap untuk keluarga menjadi seperti itulah adanya.
Pada lalat bsf (black soldier fly) atau dengan nama ilmiah Hermetia illucens, aroma atau media yang telah disebutkan di atas tidak akan menarik perhatian lalat bsf. Oleh karena itu, kita akan jarang sekali bahkan tidak mungkin akan menjumpai indukan lalat bsf masuk ke dalam rumah dan bertelur sembarangan pada makanan yang kita konsumsi.
Untuk mengenal lebih jauh tentang kedua jenis lalat tersebut di atas, TanamTernakRumahan akan berikan pembahasan ringan tentang perbedaan lalat hijau dan lalat bsf. Berikut beberapa perbedaan yang bisa kita temukan antara lalat BSF dan lalat hijau;
Telur
Lalat Hijau akan bertelur tepat pada media yang beraroma (bertelur langsung pada daging ayam) , namun jika lalat bsf akan memilih untuk mencari tempat untuk bertelur yang posisinya berada di atas media yang beraroma, sebagai contoh bertelur pada sela-sela kayu atau sudut bibir wadah.
Media Pemikat
Lalat hijau sagat tertarik dengan aroma media yang mengandung protein dan cederung berbau amis (ikan mentah ataupun ikan goreng). Berbeda dengan lalat bsf, mereka lebih tertarik pada aroma yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah mengalami proses fermentasi. Semakin menyengat aroma fermentasi yang dihasilkan, maka semakin cepat lalat bsf untuk datang dan bersiap untuk mencari lokasi untuk bertelur. Hal itu tidak selalu terjadi secara cepat karena setiap kondisi lingkungan akan memiliki potensi atau keberadaan lalat bsf alami yang berbeda-beda.
Baca juga: Membuat Media Untuk Memancing Datangnya Lalat BSF
Larva / Maggot / Belatung
Larva lalat hijau akan bergerak lebih lincah atau lebih cepat dibanding larva dari jenis lalat bsf. Kemudian, ukuran dari larva hingga pupa dari lalat hijau cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan lalat bsf. Sebagai tambahan, lama waktu yang dibutuhkan untuk larva lalat hijau mencapai fase pupa akan terjadi secara singkat (hanya dua minggu), sekitar setengah fase yang akan dialami oleh lalat bsf.
Habitat
Jadi ketika dalam wadah yang sama terdapat dua jenis larva dari lalat hijau serta larva dari lalat bsf, maka larva dari lalat hijau cenderung lebih suka menyingkir keluar dari wadah. Berbeda dengan larva dari lalat bsf yang justru memilih untuk hidup bersembunyi dari cahaya matahari atau selalu berada di dalam medianya. Kemudian, lalat hijau akan makan dan bertelur pada media yang beraroma menarik, sedangkan lalat bsf hanya akan datang pada media yang beraroma untuk tujuan bertelur. Lalat bsf tidak butuh makan dan hanya membutuhkan air untuk minum.
Baca juga: Supaya Media BSF Tidak Bercampur Lalat Hijau
Fase Hidup
Lalat hijau memiliki fase hidup yang lebih lama dan mengalami fase larva yang cukup singkat. Sedangkan pada lalat bsf akan mengalami hal yang sebaliknya. Larva lalat bsf akan hidup lebih lama sekitar 4 minggu dan hanya akan hidup sebagai lalat sekitar 9 hari. Dalam fase menjadi lalat, lalat bsf jantan akan mati setelah masa kawin sedangkan lalat bsf betina yang akan mati setelah masa bertelur.
Perbedaan mendasar mengenai lalat rumahan yang kedatangannya membahayakan kesehatan manusia, keberadaan lalat bsf justru akan berguna bagi kehidupan manusia. Sebuah penelitian ilmiah, yang dikatakan oleh Nasih Widya Yuwono, SP., MP. pada progam acara TEKNOTANI mengatakan bahwa keberadaan lalat bsf dilingkungan rumah akan mengurangi dominansi atau keberadaan lalat rumah. Lebih lanjut, keberadaan pupuk kandang yang masih berpotensi membawa bakteri Salmonella, Escherichia coli dan lain-lain bisa diturunkan setelah diproses secara alami oleh larva dari lalat bsf.
Sebagai tambahan, Dalam (Lee et al. 1995; Newton et al. 1995), keberadaan larva Hermetia illucens termasuk aman untuk manusia, dapat mengurangi populasi lalat rumah serta mereduksi kontaminasi limbah terhadap bakteri patogenik Eschercia colli
Baca juga: Lalat BSF Bertelur Di Alam
Jadi, keberadaan lalat bsf bersama fasenya merupakan hal baik yang bisa dihadirkan untuk kondisi lingkungan rumah yang sehat. Secara menyeluruh atau dampak positif yang lebih besar, keberadaan sampah hijau menjadi mungkin mendapat solusi. Pakan utama dari larva lalat bsf berupa sampah organik (buah, sayur, sisa dapur dan jenis hijauan apa pun) yang jika dibiarkan hanya akan menimbulkan tumpukan berbau, kemudian menjadi lebih bermanfaat setelah melalui proses konversi alami.
Sampah-sampah hijau tadi akan melalui tahap awal yaitu menjadi pakan larva bsf. Kemudian, tahap lanjutan dari sampah tadi akan diubah menjadi pupuk alami. Guna dari larva bsf sebagai pakan ternak (ikan, unggas,dll) akan mendukung pertumbuhan fisik ternak.
Pemanfaatan kandungan protein serta lemak dalam larva bsf akan sangat bermanfaat jika tetap memperhatikan jumlah konsumsinya. Terlalu banyak konsumsi protein serta lemak justru akan berdampak buruk bagi kondisi fisik serta produksi telur hewan unggas. Oleh karena itu, pemberian larva bsf sebaiknya dilakukan sebagai pakan campuran dengan batas tertentu dan bukan justru diberikan sebagai sumber pakan utama untuk unggas.
DAFTAR PUSTAKA
Lee HL, Candrawathani P, Wong WY, Tharam S, Lim WY. 1995. A case of human enteric myiasis due to larvae of Hermetia illucens (Family Stratiomyidae): first report in Malaysia. Malaysian Journal of Pathology 17:109-111.
Newton GL, Sheppard DC, Thompson SA, Savage SI. 1995. The soldier fly, a beneficial insect: house fly control, manure volume reduction and nutrient recycling. In: H. H. Van Horn (Ed.), Proceedings Nuisance Concerns in Animal Manure Management; Odors and Flies Conference (Gainesville, 21-22 March 1995). Pp. 106-116. Gainesville; University of Florida.
Perbedaan Lalat BSF dan Lalat Hijau
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
January 04, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment