Dedak menjadi salah satu pakan yang biasa diberikan ayam kampung. Selain harganya cenderung lebih murah, dedak kaya akan serat kasar serta karbohidrat untuk menyokong pertumbuhan serta pertambahan bobot ayam.
Meski dedak memiliki nilai serat dan karbohidrat yang baik, namun sayangnya tidak semua jenis dedak yang kita temui dalam bentuk atau kondisi murni. Dedak sudah dicampur dengan sekam padi giling untuk menambah bobot dari dedak murni yang banyak digandrungi. Ciri-ciri dedak yang berkualitas baik adalah yang lembut dan tidak kasar ketika diremas, serta tidak berbau tengik ataupun apek.
Ketika dedak yang akan kita beli bertekstur kasar, bisa dipastikan bahwa kandungan campuran sekam giling pada dedak tergolong banyak. Selain itu, ketika dituangkan, debu-debu kecil akan beterbangan sebagai tanda dedak berkualitas kurang baik.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Dedak dan Bekatul
Jika kita mendapati ciri-ciri dedak yang bertekstur kasar dan kita tak menemukan pilihan kualitas dedak lain, kita bisa memanfaatkan dedak fermetasi untuk menambah kandungan nutrisi dalam dedak. Namun, sebisa mungkin kita cari dulu kualitas dedak yang lebih baik atau jangan membeli dedak yang memiliki kondisi sangat kasar (didominasi oleh sekam padi giling).
Dedak dari sekam yang digiling meski kadang tetap akan dimakan oleh ayam, namun dedak tersebut sekedar numpang lewati pada pencernaan ayam dan akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama dalam waktu kurang dari 24jam. Tak ada gunanya, karena memang tidak terdapat nutrisi didalamnya yang bisa diserap oleh pencernan ayam. Sebagai akibatnya dalam 1 minggu bobot ayam kampung akan turun drastis, hasil telur tak akan ada lagi serta produktifitas pacek pejantan juga akan menurun kondisinya. Kondisi seperti itu bisa dikatakan ayam tidak makan sama sekali, karena kualitas dedak yang mereka makan hanya numpang lewat di pencernaan.
Dedak yang kualitasnya sangat buruk memang tidak ada gunanya sama sekali. Kita bisa lihat dari bentuk kotoran yang ayam keluarkan berupa ampas sekam giling yang tak bisa dicerna apalagi diserap nutrisinya. Disekitar tempat pakan juga akan kita temui butiran halus berwarna coklat sisa sekam giling yang terbuang sia-sia karena ayam sudah tak mau lagi memakannya.
Sekam (kulit padi) giling tak berisi nutrisi, hanya berupa serat kasar yang ketika dijadikan pakan ternak sekedar akan numpang lewat dan tidak sedikitpun bisa dimanfaatkan oleh tubuh ayam.
Berikut cara mengolah fermentasi dedak / bekatul (bukan sekam giling) agar memiliki nutrisi lebih ketika diberikan sebagai pakan ayam;
Bahan-bahan Fermentasi Dedak
Bahan utamanya adalah 1kg dedak / bekatul, 1 tutup botol EM4 peternakan atau bisa diganti dengan mikroba yang berasal dari 1 botol yakult, kemudian siapkan pula 1 buah gula merah.
Penggunaan mikroba bisa dari sumber bahan alami lain yang juga telah mengalami fermentasi, antara lain; air Nira kelapa, Yogurt, Tempe, Kimci, Tauco, dll. Jumlah mikroba bisa ditambah untuk tujuan percepatan proses fermenetasi atau penguraian.
Cara Fermentasi Dedak
Proses fermentasi bisa terjadi dalam 1-2minggu dan akan berbeda untuk setiap lingkungan yang ada. Sebaiknya berikan lingkungan yang tidak terkena panas serta gunakan wadah tertutup yang mampu ditutup secara maksimal.
Pertama-tama, campur antara mikroba dan gula yang sudah dicairkan dalam satu wadah. Gula merah biasa dicairkan dengan cara direbus dengan air dan tunggu dingin ketika dicampur dengan mikrobanya.
Masukan dedak ke dalam wadah dan masukan juga campuran air gula dan mikroba yang tadi sudah disiapkan. Aduk merata hingga dedak bisa dikepal dan terasa sedikit lembab. Tambahkan air jika dedak belum bisa dikepalkan. Namun, jangan terlalu banyak menambahkan air pada dedak. Cukup bisa dikepal dan mudah juga ketika diurai kembali.
Fungsi kondisi lembab pada dedak adalah agar mikroba bisa dengan mudah berpindah ke satu titik hingga keseluruhan bagian dedak. Sedangkan guna dari gula yaitu untuk sumber makanan dan tenaga bagi mikroba ketika mereka melakukan tugas mengurai dedak.
Membuat Dedak Fermentasi Pakan Ayam
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
April 14, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment