Pakan alternatif untuk unggas selalu saja menjadi hal menarik untuk diulik.
Pengadaan pakan alternatif pada hewan unggas salah satunya bertujuan untuk menghemat biaya pakan serta bertujuan untuk memanfaatkan bahan potensial lain, yang berada dekat dengan peternak dan berada dalam jumlah yang banyak.
Ketersediaan bahan potensial untuk dijadikan pakan alternatif akan berbeda untuk peternak di daerah yang satu dengan daerah yang lain. Hal itulah yang menjadi salah satu keunikan dari peternak unggas di daerah yang satu dengan lainnya ketika mereka sama-sama berupaya menghadirkan pakan alternatifnya masing-masing.
Pakan alternatif memang sejak awal dihadirkan untuk tujuan melengkapi pakan utama yang sebelumnya sudah biasa diberikan. Sebagai contoh, berapa pakan utama pada hewan unggas adalah dedak, bekatul, bungkil kedelai, pur pabrikan dll. Sedangkan pakan alternatif bisa berasal dari daun pepaya, daun lamtoro, azola, dan tepung-tepungan dari berbagai jenis,dll. Mereka semua bertujuan untuk saling melengkapi untuk tujuan memaksimalkan produksi unggas serta bertujuan untuk memangkas biaya untuk pengadaan pakan.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Dedak dan Bekatul
Pencarian terhadap bahan pakan alternatif untuk unggas akan selalu muncul dengan hal yang baru, salah satunya dengan keberadaan larva serta pupa dari lalat yang bernama lalat tentara hitam.
Bentuk lalat tentara hitam memang lebih menyerupai lebah dibandingkan dengan wujud anatomi lalat yang secara familiar memiliki dua sayap kesamping kanan dan kiri.
Lalat tentara hitam atau biasa disebut bsf semakin familiar dipergunakan sebagai salah satu pakan alternatif untuk hewan unggas. Keberadaan pembiak lalat bsf juga semakin banyak guna menyuplai demand yang ada.
Baca juga: Perbedaan Lalat BSF dan Lalat Hijau
Bisa terdiri dari produk yang berupa larva bsf, pupa bsf hingga produk yang sudah dioven sebagai upaya pengawetan, sebagai salah satu pakan alternatif untuk unggas keberadaan bsf memang cukup potensial.
Dikatakan bahwa kandungan protein dalam larva dan pupa bsf yang cukup tinggi akan sanggup menunjang kebutuhan nutrisi untuk unggas. Namun, sebagai pakan alterntif, penggunaan larva serta pupa bsf tetap perlu dibatasi atau tidak boleh dijadikan sebagai pakan utama hewan unggas.
Pemberian pakan berupa larva serta pupa bsf perlu dibatasi. Dikatakan bahwa maksimal pemberiannya hingga 40% dari jumlah pakan utama unggas. Persentase kandungan protein dari larva atau maggot bsf memang bervariasi sesuai dengan umur larva atau ukuran bsf itu sendiri. Mengenai pembahasan tentang kandungan protein larva bsf secara mendetail berdasar sebuah penelitian, kemungkinan akan dibahas pada judul artikel berbeda.
Tentang resiko konsumsinaupan protein yang berlebih pada unggas, maka metabolisme unggas menjadi terganggu apalagi jika diberikan pada anakan unggas yang membutuhkan karbohidrat dalam masa pertumbuhan.
Mengenal Lalat Penghasil Pakan Alternatif
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
December 22, 2019
Rating:
No comments:
Post a Comment