Maggot BSF untuk Pakan Ayam


Jika kita sedang mencari pakan alternatif untuk ayam, maggot BSF bisa menjadi solusinya. Maggot BSF bisa berfungsi  pada tahap pembesaran dan dalam tahap produksi meski harus disesuaikan jumlah takaran pemberiannya.

Mencoba dan berusaha menjadi jalan ninja yang setiap peternak harus lakukan. Salah satunya dengan berusaha membiakan maggot BSF. Berupa belatung, hewan yang terkesan menjijikan ini sedang menjalani siklus sebelum nantinya kembali terbang menjadi lalat BSF.

Lalat BSF berbeda dengan lalat rumahan yang biasanya mengerumuni meja makan dan bertelur pada daging dan ikan. Jika lalat rumahan membawa bibit penyakit, lalat BSF (Black Soldier Fly) yang merupakan lalat tentara justru siap untuk membantu lingkungan mengurai limbah hijau dan sisa makanan.

Baca juga: Perbedaan Lalat BSF dan Lalat Hijau

Selama menjadi maggot atau belatung, yaitu kurang lebih 3 mingguan lamanya, mereka akan siap untuk ditugaskan mengurai berbagai jenis limbah hijau yang merupakan penyumbang sampah terbesar selain plastik yang jumlahnya terhitung lebih sedikit.

Rakus dan akan aktif makan terus ketika ada bahan yang bisa diurai adalah aktifitas harian dari maggot BSF. Jenis limbah pasar, sayuran dan buah, limbah restoran, hingga ditugaskan untuk mengurai KOHE (kotoran Hewan) sampai berubah menjadi pupuk pun akan dijalaninya.

Jadi, selain tujuan intinya bermanfaat bagi kandungan nutrisi pakan ayam, sebagai mesin pengurai alami untuk berbagai macam limbah hijau pun si pasukan maggot ini akan sangat mantap. Bayangkan atau alami saja jika berbagai macam limbah hijau dan basah hanya ditumpuk dipojokan area pasar, bau busuknya hanya akan menjadi polusi untuk setiap orang yang melintas. Hal itu akan jauh berbeda jika tumpukan limbah pasar tadi diserahkan ke wadah maggot untuk segera diurai.  Bau yang biasanya akan timbul tak mungkin lagi bisa muncul karena sudah keduluan terurai oleh pasukan maggot.

Baca juga: Limbah Dapur Pakan BSF Liar

Lalat BSF senang dengan media limbah hijau yang beraroma fermentasi. Hal itu menjadi keunggulan dari pemberdayaan atau pemanfaatan lalat BSF untuk tujuan menghambat datangnya lalat hijau yang biasanya bertelur pada limbah yang cenderung berbau busuk. Dengan melakukan fermentasi pada limbah pasar yang telah dikumpulkan, hal itu juga akan sangat berguna ketika limbah berada dalam tahap penyimpan sementara.

Limbah ini bisa tetap aman tersimpan di dalam tong yang kondisinya sudah dicampur mikroba (EM4 misalnya) saat didistribusikan atau dilimpahkan ke berbagai sudut peternakan maggot. Hal itu juga bisa menjadi penanganan yang baik ketika dilakukan secara sistemik oleh Dinas terkait mengenai penanganan limbah hijau yang dihasilkan setiap hari pada setiap daerah. Aroma limbah fermentasi tidak akan menghasilkan bau busuk melainkan aroma tape yang tidak akan berbahaya bagi kesehatan manusia apalagi bagi lalat yang tak akan tertarik bertelur pada limbah yang beraroma fermentasi.

Kemudian, untuk memanfaatkan atau memanen maggot BSF sebagai pakan ayam  bisa dilakukan dengan menunggu mereka berubah menjadi pupa. Pada tahap pupa, belatung yang sudah berwarna coklat tua ini akan menyingkir dari area basah untuk berpindah ke area yang kering. Pada tahap migrasi itulah kita bisa mulai meletakan wadah penampungan agar pada pagi harinya pupa bisa tertampung untuk diberikan sebagai pakan ayam.

Selain menunggu maggot mencapai tahap pupa, kita juga bisa memanen maggot dalam berbagai ukuran tertentu menyesuaikan ukuran mulut ternak. Dengan sistem pengayakan, ataupun dilakukan secara manual dengan mengambil sedikit demi sedikit media yang sudah terurai menjadi tanah bisa kita lakukan.

Maggot memiliki kecenderungan menyingkirkan dari sinar matahari dan memilih untuk bersembunyi membenamkan diri ke dalam media. Oleh karena itu, kita bisa manfaatkan karakter pemalunya untuk memanen maggot tanpa batasan ukuran besarnya.  Sebagai tambahan informasi, semakin kecil ukuran maggot yang kita panen, maka kandungan protein didalamnya akan semakin tinggi.
Maggot BSF untuk Pakan Ayam Maggot BSF untuk Pakan Ayam Reviewed by Tanam Ternak Rumahan on April 20, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.