Pelet pakan kelinci menjadi kendala ketika harganya tidak sesuai dengan harga jual dari kelinci itu sendiri. Sebagai contoh, jenis kelinci pedaging yang dari lahir ada di Indonesia dan jumlahnya banyak kemudian diberi makan pelet untuk pakan hariannya. Entah karena gengsi, terkesan modern atau bahkan alasan kepraktisan akhirnya pelet menjadi satu-satunya yang dilakukan ketika beternak kelinci di era sekarang ini.
Kelinci dan pelet sebagai pakannya sering kali menjadi keluhan para peternak. Harga pakan tinggi, mkaa harga jual daging kelinci pun ikut tinggi. Sebagai hasilnya, obrolan yang terjadi hanya seputar keluhan penjual dan peternak dengan sedikit sekali atau bahkan nol pembeli. Entah berapa banyak peternak kelinci rumahan yang sudah dan akan berhenti untuk beternak kelinci karena alasan rugi melulu.
Beternak kelinci jenis pedaging dengan jumlah lebih dari sepuluh dan biaya pakan menjadi beban, sudah bukan lagi masuk dalam ranah hobi. Hal itu sudah jelas, antara memelihara kelinci untuk tujuan (hobi)mendapatkan kesenangan batin versus memelihara kelinci dengan tujuan bisa menjual anakannya pada harga dan umur tertentu.
Oleh karena itu, jika memang memelihara kelinci untuk tujuan hobi yang menguntungkan, maka ngulik dan cari cara terbaik harus dilakukan. Penulis sendiri memelihara kelinci masih dalam ranah hobi, untuk diambil kotorannya sebagai pupuk serta dimanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Jenis pakan yang diberikan harus yang sangat murah dan sebisa mungkin harus bisa diambil dari kebon belakang tanpa harus telalu merepotkan. Satu lagi, harus dari hasil substitusi (tenaga ngarit jadi daging) dan bukan malah merugi karena terlalu banyak biaya untuk pembelian pakan.
Beberapa pakan alaminya antara lain berupa; daun pepaya, daun kelor, daun pisang, rumput odot, azolla, daun ubi jalar, daun telang, dan masih banyak jenis dedaunan lainnya yang akan tetap aman ketika dikonsumsi oleh kelinci sebagai pakan harian.
Baca juga: Hijauan yang Boleh dimakan Kelinci
Tanpa beli dan hanya perlu memilih jenis tanaman apa yang sesuai dengan kemampuan kita bertanam, maka setiap hari bisa kita panen untuk diberikan sebagai pakan kelinci. Seperti contohnya tanaman paku air azolla dengan kondisi air kolamnya. Jika tau caranya, maka pertumbuhan tanaman azolla yang sangat cepat bisa menjadi pakan alami yang sangat baik untuk kelinci. Hemat waktu dan tenaga, kita bisa panen seperlunya dari kolam depan rumah.
Baca juga: Cara Singkat Merawat Azolla
Tentang judul dari artikel ini yaitu Nasi dan Dedak Fermentasi sebagai Pakan Kelinci, merupakan jenis pakan sampingan atau diberikan untuk tujuan pelengkap. Bisa diberikan dua kali sehari ataupun diberikan ketika sangat sedikit waktu yang kita punya untuk bercengkama dan memberi mereka pakan.
Pakan ini bisa bertahan selama satu minggu dan bisa diberikan dadakan dengan catatan kondisinya harus selalu rapat (anaerob) atau tidak dalam kondisi terkena udara bebas dalam waktu yang lama. Proses fermentasi memanfaatkan bakteri atau mikroba tertentu yang akan mati ketika terlalu lama terkena kontak dengan udara bebas.
Cara Membuat Pakan Kelinci dari Nasi Plus Dedak Fermentasi
Pada intinya bahan yang difermentasi hanya dedak saja. Nasi bisa ditambahkan secara dadakan ketika akan diberikan sebagai pakan. Namun, jika ingin dicampurkan secara langsung, bakteri alami di dalam nasi juga akan membantu terjadinya proses fermentasi.
Baca juga: Membuat Dedak Fermentasi Pakan Ayam
Melakukan fermentasi pada dedak memang dilakukan untuk berbagai tujuan. Mematikan segala yang ikut hidup di dalam dedak hingga memberikan aroma yang berbeda pada pakan dedak menjadi yang paling mudah dipahami. Namun, jika proses fermentasi dibiarkan berlangsung terlalu lama, maka semakin berkurang kandungan glukosa di dalamnya akan berdampak pada kehidupan bakteri atau mikroba.
Fermentasi dedak membutuhkan kelembaban serta glukosa. Glukosa bisa berasal dari berbagai sumber, bisa dari buah-buahan yang sudah masak atau dari tetes tebu limbah penggilingan gula tebu. Pada intinya, rasa manis bisa menjadi campuran dalam proses fermentasi.
Biasanya, fermentasi berlangsung dari kondisi awal hingga 7 hari kedepan dan dalam kondisi wadah tertutup. Setelah wadah dibuka, maka aroma tape atau kecut atau seperti aroma roti yang baru matang menjadi indikator bahwa proses fermentasi sudah berhasil terjadi.
Kemudian, untuk diberikan sebagai pakan bisa dikatakan kebutuhan dedak sangatlah sedikit. Dedak hanya ditambahkan untuk melumuri seluruh permukaan butiran nasi. Tak perlu terlalu banyak tambahan dedak karena pakan yang kita buat adalah jenis pakan kering yang tak perlu ditambahkan air.
Pakan yang sudah dicampurkan tadi bisa disimpan selama satu minggu atau lebih dan harus selalu disimpan dalam kondisi tertutup atau anaerob. Proses fermentasi anaerob dilakukan agar mikroba yang sudah ada dalam dedak tidak tercampur dengan bakteri patogen yang justru akan membuat dedak dan nasi menjadi basi.
Oleh karena itu, jika kita memiliki nasi sisa prasmanan atau kegiatan lain yang menyisakan nasi dengan jumlah yang sangat banyak bisa kita selamatkan dengan cara fermentasi. Maka dengan jalan fermentasi kondisi nasi yang segunung tadi bisa tetap aman dan bisa diberikan ke ternak ayam tanpa harus basi atau terbuang karena masalah jumlah yang diberikan terlalu banyak. Bisa dijadikan stock pakan hingga satu pekan kedepan atau juga dibagikan kepada peternak lain.
Nasi sisa yang awalnya segunung dan kondisinya hampir basi akhirnya bisa diselamatkan. Pakan ternak dengan kondisi tak basi dan tentunya sangat baik ketika dikonsumsi oleh ternak secara otomatis akan berdampak baik pula baik kondisi ternak. Kemudian, dimanfaatkan sebagai pakan maggot BSF, kondisi nasi sisa yang sudah terfermentasi tidak akan menghasilkan bau busuk, namun aroma khas fermentasi yang justru akan dihasilkan.
Nasi Plus Dedak Fermentasi Pakan Kelinci
Reviewed by Tanam Ternak Rumahan
on
June 12, 2020
Rating:
No comments:
Post a Comment