Bagaimana Cara Mengelola Sampah Organik Sayur


Setiap rumah akan menghasilkan sampah organik sayur. Oleh karena itu, jika ingin memanfaatkannya maka pengetahuan tentang cara mengelola sampah organik sayur perlu kita pelajari. Area kecil yang tanpa kena hujan sudah cukup sebagai sarana mengolah sampah organik rumah tangga. 


Selama manusia masih mengkonsumsi sayuran, maka sampah organik sayur pun akan terus ada. Berkumpul di pasar hingga ke rumah-rumah menjadi jalur yang akan dilewati oleh berbagai jenis sayuran. Ada yang layak dikosumsi dan ada pula yang rusak dan langsung menjadi limbah. 


Mengelola sampah organik sayur memang tidak selalu mudah dilakukan. Ada aroma tertentu yang akan dihasilkan. Apalagi ketika cara kelolanya salah, maka bau busuk lah yang akan muncul. 


Proses mengelola sampah organik sayur akan melibatkan organisme yang sudah ada dari alam. Salah satunya mempergunakan bakteri sebagai alatnya. Selain bakteri, mempergunakan maggot dari lalat BSF untuk ditugaskan sebagai pengurai juga bisa menjadi pilihan.




Berikut cara mengelola sampah organik sayur menurut tanam ternak blog:


Bakteri atau Mikroba

Menggunakan bakteri tertentu yang hidup secara anaerob ataupun yang hidup secara aerob bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Anaerob artinya kita membutuhkan ruang kedap udara untuk menjaga bakteri tetap hidup selama proses penguraian sampah organik berlangsung. 


Namun, jika memilih untuk mempergunakan bakteri aerob, maka wadah yang dipergunakan harus memiliki sirkulasi udara yang tepat. Kelembaban atau kadungan air dalam sampah organik setidaknya 50-60% untuk menjaga aktifitas penguraian oleh mikroba bisa berjalan dengan optimal. Jika terlalu basah maka bakteri atau mikroba tidak bisa optimal bekerja dan justru akan timbul bau busuk pada sampah organik.


Caranya;

Bakteri anaerob, masukan bermacam sampah organik sayur yang sudah dihaluskan ke dalam wadah tertutup. Kemudian, beri bibit bakteri anaerob yang berasal dari yakult, em4, dll. Penambahan sisa nasi bisa dilakukan sebagai starter bakteri pengurai. Pemberian gula diperlukan sebagai asupan tenaga bagi bakteri selama proses penguraian sampah organik sayur berlangsung.


Bakteri anaerob yang berkerja dalam kondisi udara tertutup akan membutuhkan suhu hangat serta kondisi kelembaban. Untuk itu, meletakan sampah organik ditempat teduh bisa membantu menjaga suhu ideal saat proses peguraian bersama bakteri anaerob. 


Proses kerja bakteri anaerob atau bisa disebut dengan proses fermentasi akan menghasilkan aroma kecut. Aroma tersebut merupakan gas yang dihasilkan selama proses fermentasi oleh bakteri atau mikroba berlangsung.


Kemudian, untuk mengelola sampah organik cair menggunakan bakteri aerob, maka mempersiapkan wadah dengan sirkulasi udara bisa dilakukan. Sampah organik bisa berasal dari bermacam jenis, beberapa diantaranya dari sayuran serta dedaunan kering ataupun yang masih basah. Proses pencampuran sampah organik akan membutuhkan mikroba, air serta gula. Kelembaban yang dibutuhkan tetap sama yaitu 60% atau bisa dilihat dari air yang tak menetes ketika sampah organik kita remas.


Selama proses penguraian sampah organik, proses pengadukan secara berkala perlu dilakukan. Hal itu dilakukan karena bakteri aerob membutuhkan oksigen selama bekerja. Selain itu, dengan melakukan pengadukan maka kita mengetahui kondisi sampah organik yang telah terurai.


Baca juga: Hitungan Simple Dalam Membuat Kompos Dedaunan


Maggot BSF

Maggot atau belatung dari lalat BSF (Black Soldier Fly) bisa membantu mengurai sampah organik sayur dengan cepat.  Mereka akan terus makan hingga fasenya berubah menjadi lalat. Selama jadi lalat, mereka akan berkembang biak dan hanya butuh minum.


Namun jika kita tergolong yang jijik atau takut dengan belatung jenis apappun, maka dengan membaca artikel ini setidaknya akan menambah hal baru tentang penggunaan maggot BSf yang bisa dipergunakan sebagai pasukan pengurai sampah organik. 


Baca juga: Maggot BSF dan Timbunan Sampah Pasar


Berbagai sampah organik mulai dari limbah sayuran, buah-buahan, sisa lauk atau masakan apapun, sisa nasi, bangkai hingga kotoran kandang sekalipun bisa diurai oleh magoot BSF. Meski tetap meninggalkan bau atau aroma dari jenis makanan yang diberikan, tugas maggot memang hanya utuk megurai dan tidak untuk menghilangkan amoniak yang ada. 


Sebagai tambahan informasi, jika disalah satu penampungan sampah organik yang kita miliki sudah terdapat maggot dari lalat BSF, maka secara otomatis lalat dari jenis lain tidak akan mau untuk bertelur disitu. Sebagai contoh, jika penampungan kotoran kandang sudah dihuni oleh maggot BSF, maka lalat hijau yang biasanya beterbangan hingga menyebarkan penyakit sampai ke meja makan tidak akan berani bertelur di area yang sama yaitu di area kandang.

Bagaimana Cara Mengelola Sampah Organik Sayur Bagaimana Cara Mengelola Sampah Organik Sayur Reviewed by Tanam Ternak Rumahan on August 12, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.