Jenis Tanaman dalam Family Myrtaceae (jambu-jambuan)

Tanaman per-jambuan menjadi salah satu tanaman rumahan yang populer untuk ditanam. Dijadikan sebagai tanaman peneduh atau pohon hijauan, buah dari tanaman dari jenis jambu-jambuan juga bisa di konsumsi.

Berikut berbagai jenis jambu yang ada di indonesia, antara lain jambu semarang, jambu madu deli, jambu dalhari, jambu jamaika, jambu citra, jambu merah delima, jambu biji kristal, jambu biji sukun, jambu biji susu, jambu biji alpukat dan masih banyak lagi jenis perjambuan lain yang ada terdapat di Indonesia bakal bisa menjadi catatan bahwa Family Myrtaceae (jambu-jambuan) termasuk yang memiliki banyak spesies di dalamnya.

Lahan terbatas terkadang menjadi kendala terhadap keinginan bertanam yang tak kunjung hilang. Salah satunya keinginanbertanam tanam buah atau dikenal dengan tabulampot (tanam buah dalam pot) sebagai solusi bertanam di lahan terbatas. Menanam dan merawatnya sendiri, kita jadi tahu apa yang tanaman butuhkan tanpa memberikan bahan yang akan membahayakan kita ketika buah yang dihasilkan rutin kita makan. Kita bisa memilih pupuk alami serta pestisida nabati untuk merawat tanaman buah yang kita miliki.

Baca juga: 

Kandungan Kembang Bulan Daun Insulin Sebagai Pengganti Pupuk Kandang

Pupuk NPK itu Apa

Starter Pack Pelihara Kelinci Penghasil Pupuk Alami

Petisida nabati: Empon-empon Pestisida Jahe Kencur kunir Gula

Lebih lanjut, mesih terkait dengan memaksimalkan area hijau disekitar hunian, teknik sambung pucuk multi jenis dalam satu pohon bisa diaplikasikan. Jadi, cara itu digunakan agar kita tetap bisa memiliki beragam jenis tanaman buah (Family Myrtaceae) meski hanya menanam satu pohon saja. Hal itu bisa dilakukan sendiri atau belajar secara mandiri atau menyerahkan pada yang sudah ahli. Oleh karena itu untuk dapat melakukannya secara mandiri maka kita perlu tahu bermacam jenis tanaman dalam suku atau Family Myrtaceae sebagai bahan utama yang akan dipilih dan digunakan.

Berikut beberapa list atau daftar tanaman dalam Family Myrtaceae yang ada di Indonesia:

Jamblang / Juwet / Duwet (Syzygium cumini)
Jambu biji (Psidium guajava L.)
Jambu air (Syzygium aqueum)
Jambu mawar / Jambu keraton (Syzygium jambos)
Kayu Putih (Cajuput oil)
Jambu bol / Jambu Darsono / Jambu Jamaika (Syzygium malaccense)
Cengkeh/ clove (Syzygium aromaticum)
Pucuk merah (Syzygium paniculatum)
Salam (Syzygium polyanthum)

Dengan mengetahui beraneka ragam jenis atau species dari Family Myrtaceae maka kita bisa maksimalkan potensi itu dengan mengaplikasikan teknik sambung pucuk. Segala jenis jambu-jambuan bisa digabungkan dalam satu pohon dengan syarat masih dalam satu Family Myrtaceae.

Jadi, kita bisa mengaplikasikan beragam teknik modifikasi, sebagai contoh; sambung perakaran, sambung pucuk, okulasi, sambung sisip, dan istilah lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan bermacam species atau jenis buah hanya pada satu pohon saja.

Berikut penjelasan singkat mengenai teknik yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan multi jenis buah dalam satu pohon saja: 

Sambung Perakaran

Merupakan sebuah teknik atau upaya yang dilakukan untuk tujuan menambah kemampuan akar ketika mencari sumber makanan. Sambung perakaran dilakukan dengan cara manual yaitu menyambungkan akar tambahan pada batang bawah tanaman.

Penempelan dan penambahan akar tambahan selain berguna untuk menambah kemampuan tanaman dalam proses penyerapan makanan, hal itu juga dilakukan untuk tujuan pertahanan diri tanaman terhadap hama dalam tanah.

Tidak semua tanaman dalam Family Myrtaceae memiliki sistem perakaran yang handal, oleh karena itu, untuk menunjang kebutuhan penyerapan nutrisi tanaman maka dipilihlah jenis tanaman yang memiliki kemampuan lebih untuk bertahan dari serangan hama.

Okulasi / Sambung Pucuk / Sambung Sisip

Adalah berbagai istilah atau teknik budidaya dengan cara menempelkan jenis / spesies atau kualitas yang berbeda pada batang bagian atas tanaman. Menempelkan jenis spesies lain sebagai batang atas tetap harus berdasar pada satu family yang sama. 

Sebagai tambahan, dalam melakukan penyambungan batang atas, kita harus selalu memperhatikan kondisi kesehatan atau daya tahan yang dimiliki oleh batang bawah (rootstock). Tanpa kondisi batang bawah yang sehat, maka proses menyambung batang atas akan mengalami kendala. Entah gagal tumbuh dan akhirnya membusuk atau berhasil tumbuh tunas muda namun dengan proggres tumbuh yang lamban.